Alumni Berbagi: Self-Hypnosis Tidak untuk Menggali Aib, tapi Kemampuan Diri laurentiusivan November 13, 2023

Alumni Berbagi: Self-Hypnosis Tidak untuk Menggali Aib, tapi Kemampuan Diri

Reportase Warta Ubaya (@wartaubaya)

Sabtu, 11 November 2023, Program Studi Magister Psikologi Sains Universitas Surabaya (Ubaya) mengadakan acara Alumni Berbagi disertai Serah Terima Jabatan (sertijab) Hero Club dengan mengusung tema “Self-Hypnosis for Personal Development”. Mengundang Amirul Rasyied Yulianto, S.Psi., M.Si., Psikolog, MCH, CHt, CI, selaku Komisaris Utama Q-Mate biro Psikologi dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) Jakarta sebagai narasumber, harapannya acara ini dapat memberikan ruang bagi para alumni untuk membagikan pengalaman mereka. Diadakan secara offline di Ruang Serbaguna Fakultas Psikologi (SGFP) Ubaya, Kampus II, Tenggilis.  

Dr. Evy Tjahjono, Psikolog, selaku Dekan Fakultas Psikologi Ubaya turut hadir dan memberikan sambutannya. “Mas Yuli ini dulu senior saya di S1, jadi sangat senang beliau bisa hadir hari ini,” ujar Evy. Menyinggung tema yang dibawakan pada hari ini, menurut Evy pengembangan diri menjadi hal penting untuk dilakukan kita semua. Hal ini karena adanya perubahan kurikulum pada Psikologi, terutama penempuhan pendidikan profesi yang dapat diambil setelah menyelesaikan S1. “Harapannya, sharing pada hari ini dapat bermanfaat dan membawakan berkat bagi kita semua,” kata Evy. 

Pemaparan materi dibuka dengan pertanyaan yang dilontarkan oleh Yuli ke para partisipan mengenai hypnosis. “Ada perbedaan antara hypnosis, hypnotherapy, dan hypnotist yang banyak di salah artikan,” papar Yuli membuka materinya. Secara berturut-turut, hypnosis adalah ilmu komunikasi untuk mengarahkan kondisi pikiran manusia; hypnotherapy adalah penggunaan hypnosis sebagai terapi; dan hypnotist adalah pelakunya. Salah satu persepsi yang banyak dipercaya orang adalah kaitan erat antara hypnosis dengan mistik dan magis. “Padahal, hypnosis adalah ilmu berkomunikasi yang dapat dipelajari,” ujar Yuli. Kemampuan seorang hypnotist perlu dibarengi dengan perasaan percaya dan nyaman dari klien. Hal itu dapat diperoleh dengan penggunaan bahasa yang baik dan positif oleh hypnotist

Pemaparan materi oleh Yuli menarik perhatian para partisipan. Pada akhir sesi, Yuli menanyakan insight yang didapatkan oleh para partisipan. “Insight itu berarti pengetahuan baru yang didapatkan, apa yang kalian didapatkan?” papar Yuli. Setiap partisipan memberikan insight yang berbeda-berbeda, salah seorang mahasiswa Magister Sains memberikan pendapatnya. “Menurut saya, orang yang kritis sulit untuk di-hypnosis.” (mon/fg3,vnd)