Lima mahasiswa Program Studi Teknik Mesin dan Manufaktur Fakultas Teknik Universitas Surabaya (Ubaya) membuat alat yang diberi nama ‘dr-MATE: Dressing Mate’. Ini adalah alat bantu berpakaian bagi Tunadaksa. Alat ini dirancang oleh Angeline Arista, Yudi Crismanto, Lay Richii Wijaya, Christoforus Rafael, dan Deviano Sutanto. Angeline sebagai ketua tim mengatakan, ide pembuatan alat ini dilatarbelakangi oleh adanya kesulitan penyandang tunadaksa untuk berpakaian. Khususnya yang kehilangan kedua lengan karena amputasi.
“dr-MATE hadir untuk meningkatkan kemandirian dan kepercayaan diri, serta menjaga privasi mereka dalam berpakaian,” ujarnya. dr-MATE merupakan pengembangan dari inovasi sebelumnya. Pengembangannya ada pada tambahan fungsi alat yang bisa dipakai tunadaksa untuk memakai baju dan celana. Inovasi ini telah dilengkapi dengan tiga kontroler, yakni remote, aplikasi android, serta voice commands. Adanya aplikasi android bertujuan agar alat ini juga bisa dipakai oleh pendamping dari tunadaksa untuk membantu dari tempat yang berbeda.
Cara menggunakan dr-MATE adalah pengguna menaruh baju pada tempat yang disediakan (hook). Baju dapat dilonggarkan dengan menekan tombol menggunakan kaki atau menggunakan voice commands menyebut “open device”. Setelah itu, tekan tombol ke atas untuk menaikkan baju atau menyebut “going up“. Jika ketinggiannya sudah sesuai dengan tinggi badan pengguna, maka pengguna dapat berdiri dan mengarahkan kepala ke lubang leher kaos. Kemudian, pengguna dapat menekan tombol ke bawah atau menyebut “going down” untuk memasang baju secara keseluruhan.