Peringati Hari Jamu Nasional, Jamoetics Sharing Kunci Sukses Bisnis Herbal samueldim May 29, 2023

Peringati Hari Jamu Nasional, Jamoetics Sharing Kunci Sukses Bisnis Herbal

Reportase Warta Ubaya (@wartaubaya)

Dalam rangka memperingati hari jamu nasional ke-15, Jamoetics, start-up teknologi herbal dan obat tradisional Universitas Surabaya (Ubaya), mengadakan acara bertajuk “Sharing Bisnis Minuman Herbal Kekinian di Era Digital”. Acara yang diselenggarakan pada Sabtu, 27 Mei 2023 ini bertujuan memberikan wawasan untuk para peserta terkait kunci sukses bisnis herbal. Kartini, S.Si., M.Si., Apt., Ph.D., selaku Founder Sawasdee Thai Tea & Coffee sekaligus Dosen Fakultas Farmasi Ubaya dan Stephen Walla selaku Direktur Utama Perseroan Terbatas (PT) Jamu IBOE Jaya hadir sebagai narasumber pada acara kali ini. Dra. Minarni Purnomo, Apt., M.Si., selaku Ketua Dewan Pimpinan Daerah Gabungan Pengusaha (DPD GP) Jamu Jawa Timur turut terlibat dalam acara ini. Sedikitnya ratusan peserta dari kalangan Ubaya dan non Ubaya berpartisipasi pada acara yang digelar melalui Zoom Meeting.

Dr. Oeke Yunita, S.Si., M.Si., Apt., selaku Founder Jamoetics sekaligus Dosen Fakultas Farmasi Ubaya membuka acara ini dengan sepatah kata. “Hari ini merupakan suatu kebahagiaan bagi Jamoetics sebagai start-up teknologi herbal dan obat tradisional, karena kami bisa memperingati hari jamu nasional yang ke-15,” papar Oeke. Ia menambahkan bahwa peringatan tersebut dikemas oleh Jamoetics dalam bentuk sharing bisnis yang menghadirkan pebisnis di bidang herbal, jamu, dan obat tradisional dengan kisah sukses dan inovatif mereka. “Semoga acara kali ini dapat memberikan banyak pencerahan dan manfaat bagi kita, terutama terkait kunci sukses bisnis herbal yang tidak terlepas dari kata inovasi dan kolaborasi. Selamat hari jamu nasional ke-15 dan salam sehat Jamoetics!” seru Oeke.

Beralih ke sesi materi, Kartini memperkenalkan tiga kelompok jamu, yaitu jamu segar, jamu instan, dan jamu bubuk. “Jamu segar disajikan dalam bentuk cairan dan siap diminum oleh konsumen, biasanya menggunakan campuran bahan tanaman segar atau kering,” ujar Kartini. Berbeda dari jamu segar, jamu instan disajikan melalui penambahan air hangat ataupun dingin. Gula yang digunakan dalam jamu instan pun tergolong banyak karena bertujuan membantu proses pengeringan. Sementara jamu bubuk biasanya dalam bentuk kering dengan mencampur beberapa serbuk tanaman, sehingga penyajiannya harus diseduh air hangat. “Jamu segar lebih mengarah ke minuman herbal, sementara jamu instan dan jamu bubuk lebih ke obat tradisional dalam kelompok jamu,” lanjut Kartini.

Kartini kemudian menjelaskan bentuk pemasaran yang telah dilakukan oleh bisnisnya. “Selama ini, kami melakukan pemasaran dengan model take away dalam bentuk botol berbagai ukuran,” ungkap Kartini. Menurutnya, model take away dapat menjangkau secara lebih luas, tetapi perlu memberikan informasi yang jelas pada kemasan terkait cara penyimpanan, penyajian, dan sebagainya. Ada pula bentuk pemasaran lainnya untuk minuman jamu segar, yaitu menitipkan produk pada toko offline, konsinyasi, toko online seperti GoFood, reseller, serta melalui bazar, workshop, seminar, dan lainnya.

“Bisnis pasti ada naik turunnya, jadi kita harus terus belajar, berinovasi, dan berkreasi,” tutur Kartini. Menurutnya, pebisnis harus bisa menangkap peluang, seperti mempersiapkan sesuatu yang spesial pada momen tertentu. Sebagai contoh, pebisnis dapat mengadakan promo saat momen lebaran dengan packing yang berbeda dari biasanya untuk menarik konsumen. “Selain itu, media sosial produk jangan hanya digunakan untuk jualan, tetapi juga untuk edukasi dalam bentuk foto atau video, sehingga konsumen bisa memperoleh nilai plus dari mengintip media sosial kita,” pesan Kartini.

Pemaparan materi menarik perhatian para peserta untuk bertanya. Salah satu peserta dari Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Malang, Heny, bertanya terkait, “Apa perbedaan minuman herbal dan minuman jamu yang banyak dijual sebagai jamu gendong ataupun jamu segar?” Menanggapi pertanyaan tersebut, Kartini menjawab bahwa minuman herbal merupakan salah satu bagian dari jamu. “Komponen herbal dalam jamu dianggap memiliki khasiat berdasarkan pengalaman atau empiris. Walaupun begitu, perlu diingat bahwa jamu tidak selalu sama dengan minuman herbal,” pungkas Kartini. (dhi/dhi/4305)