Penginderaan Jauh, Sistem Informasi Geografis dan Mitigasi Bencana fadjar July 1, 2019

Penginderaan Jauh, Sistem Informasi Geografis dan Mitigasi Bencana

Listyo Yuwanto

Fakultas Psikologi Universitas Surabaya

Salah satu bentuk mitigasi bencana adalah adanya data yang terintegrasi tentang bencana sehingga dapat disusun atau dirancang bentuk mitigasi bencana yang sesuai. Data yang terintegrasi mengenai bencana meliputi:

  1. Data fenomena bencana yang terjadi seperti erupsi, gempa bumi, tanah longsor, banjir, dan bencana lainnya

  2. Data lingkungan lokasi bencana meliputi topografi, geologi, vegetasi dan lain-lain

  3. Data berbagai unsur yang mengalami kerusakan seperti infrastruktrur, pemukiman penduduk, data sosial, ekonomi, dan data demografi lainnya

  4. Data sumber daya bantuan darurat seperti rumah sakit, pemadam kebakaran, kantor pemerintah, kantor polisi, dan sebagainya

Data-data tentang bencana tersebut bervariasi dan terintegrasi menjadi satu sistem informasi yang disebut dengan Sistem Informasi Geografis (SIG) sehingga dapat dimanfaatkan pihak-pihak yang berkepentingan dalam mitigasi bencana termasuk masyarakat yang saat ini dituntut untuk lebih siap dalam menghadapi bencana.

Sistem Informasi Geografis (SIG) adalah sistem berbasis komputer yang digunakan untuk menyimpan, memanipulasi, dan menganalisis data atau informasi geografis. Data dalam Sistem Informasi Geografis berasal dari berbagai sumber, misalnya hasil pemetaan pemerintah, sensus penduduk, hasil penelitian, ataupun citra foto atau satelit.

Pemetaan pemerintah, sensus penduduk, hasil penelitian, citra foto atau satelit bertujuan mengumpulkan data dengan menggunakan penginderaan. Penginderaan adalah suatu proses untuk mendapatkan data atau mengetahui suatu objek menggunakan sensor alamiah (mata telinga, hidung, lidah, dan kulit) dan sensor buatan (kamera, sonar, magnetometer, radiometer, scanner, atau satelit).

Data yang berasal dari citra foto atau satelit (sistem spaceborne) merupakan produk dari penginderaan jauh. Penginderaan jauh adalah suatu pendekatan yang digunakan untuk memperoleh informasi atau data objek, dareah, fenomena melalui analisis dan interpretasi tanpa menyentuh langsung objek tersebut.

Penginderaan jauh memiliki kelebihan dalam prosesnya antara lain citra menggambarkan objek di permukaan bumi dengan bentuk, wujud, dan letak yang sebenarnya, gambar relatif lengkap, liputan daerah luas, dan sifat gambar yang permanen, citra dapat menggambarkan tiga dimensi yang memungkinkan pengukuran tinggi dan volume, citra dapat menggambarkan benda yang tidak tampak sehingga dimungkinkan pengenalan objeknya, dan citra dapat dibuat cepat walaupun objeknya sulit dijangkau

Mengacu pada kelebihan-kelebihan penginderaan jauh, maka penginderaan jauh juga dimanfaatkan dalam berbagai bidang kehidupan untuk tujuan strategis salah satunya pemetaan daerah bencana. Penginderaan jauh dapat mengunakan satelit sebagai wahananya, terdapat beberapa satelit penginderaan jauh dari beberapa negara untuk mendapatkan data mengenai cuaca, iklim, dan bencana. Beberapa satelit yang ada antara lain RADARSTAT (Kanada), LANDSTAT, IKONOS, NOAA, Quickbird (Amerika Serikat), MOS dan JERS (Jepang), IRS (India), SPOT (Prancis).

Pada beberapa fakta penginderaan jauh dapat merekam adanya perubahan di daerah tektonik sebelum terjadinya gempa meskipun penggunaan penginderaan jauh untuk memprediksi terjadinya gempa bumi. Beberapa sensor untuk penginderaan jauh dapat menggunakan PAN (PAN Numeric), MTS (Multipactual Thermal Biod), SAR (Syabaric Apecture Radar), OPS (Optical), AVHRR (Advanced Very High Resolution Radiometer), dan sensor lainnya.

Sebagai contoh Satellite Laser Ranging (SLR) dan Very Long Base Baseline Interferometry (VLBI) dengan sarana GPS dapat digunakan untuk memantau gerakan patahan. Sensor Inframerah Thermal seperti Advanced Very High Resolution Radiometer (AVHRR) pada citra satelit National Oceanic dan Atmospheric Administrasi (NOAA) dapat merekam perubahan panas bumi di daerah tektonik (emisitas). Hal ini didasari prinsip di daerah tektonik aktif maka tekanan dapat meningkat dan berdampak pada suhu meningkat. Beberapa hasil penelitian menunjukkan sebelum terjadi gempa terjadi anomali panas dengan perubahan suhu di daerah tersebut.

Penginderaan jauh dapat digunakan sebagai sumber data yang terintegrasi dalam Sistem Informasi Geografis yang sangat bermanfaat dalam mitigasi bencana. Sistem informasi geografis dapat dimanfaatkan untuk mengintegrasikan data satelit penginderaan jauh dengan data-data yang dibutuhkan dan relevan dengan bencana. Secara praktis bermanfaat untuk desain sistem peringatan dini bencana, perencanaan rute evakuasi, pencarian dan penyelamatan korban bencana, perencanaan kawasan rawan lokasi bencana, relokasi pemukiman penduduk, dan fungsi praktis lainnya.