Keprihatinan Liburan : Serbuan Figur Luar Negeri Idola Anak Indonesia fadjar June 20, 2016

Keprihatinan Liburan : Serbuan Figur Luar Negeri Idola Anak Indonesia

Listyo Yuwanto

Fakultas Psikologi Universitas Surabaya

Musim libur anak-anak sekolah telah tiba, waktunya mengisi liburan dengan rekreasi bersama keluarga ataupun kegiatan-kegiatan yang menyenangkan lainnya. Rekreasi bersama keluarga dapat dilakukan ke taman-taman hiburan, pantai, gunung, ataupun ke pusat-pusat perbelanjaan. Pusat perbelanjaan tidak sekadar menjadi tempat tujuan berbelanja tetapi juga fungsi rekreasi.

Sejalan dengan fungsi rekreasi kekhasan pusat perbelanjaan saat libur sekolah untuk menarik minat anak-anak dan orangtua berkunjung dengan menghadirkan tokoh-tokoh atau figur-figur yang merupakan idola anak-anak. Sama seperti liburan sekolah kali ini pusat-pusat perbelanjaan juga melakukan strategi demikian. Targetnya adalah orangtua dan anak-anak untuk peningkatan pengunjung yang melakukan aktivitas belanja sekaligus rekreasi.

Dengan kehadiran tokoh-tokoh atau figur idola memberi manfaat positif. Anak-anak merasa gembira dengan bertemu secara langsung karena selama ini hanya bisa melihat melalui televisi. Dengan bertemu langsung anak-anak dapat melihat, menyentuh, menyapa, mencium, dan mendengar sehingga semua pancaindera terlibat membuat keriangan yang lebih dari hanya sekadar melihat di televisi.

Interaksi anak-anak dengan tokoh atau figur idola juga melibatkan aktivitas menyanyi dan menari. Dengan demikian anak-anak akan merasa bahwa dirinya masuk ke dunia tokoh idola dan merasa menjadi bagian kehidupan tersebut. Tentunya hal ini sangat menyenangkan dan membanggakan bagi anak-anak. Orangtua juga akan merasa senang karena dapat membuat anak-anaknya senang.

Namun disamping hal-hal positif tersebut terdapat keprihatinan terutama tokoh-tokoh idola anak-anak yang dihadirkan utamanya tokoh-tokoh yang berasal dari luar negeri. Film kartun atau animasi di televisi yang berasal dari luar dan booming disukai anak-anak kemudian tokohnya dihadirkan untuk bertemu anak-anak. Sulit ditemui pusat perbelanjaan yang menghadirkan tokoh-tokoh idola anak-anak yang berasal dari dalam negeri sendiri.

Pergeseran dan perubahan jaman tidak dapat dicegah. Tokoh-tokoh asli atau yang berasal dari Indonesia di masa lalu seperti Unyil, Punakawan dan yang sejenisnya memang sudah banyak dilupakan karena tidak terlalu disukai anak-anak sekarang. Semua ada masanya, namun tokoh-tokoh Indonesia pengganti tokoh-tokoh yang lama sudah bermunculan dan tentunya tidak kalah menarik dibandingkan tokoh luar negeri.

Di beberapa stasiun televisi film animasi atau kartun dengan tokoh buatan Indonesia juga sering ditayangkan dan mulai banyak menarik minat anak-anak. Bahkan sebagian besar juga bermuatan karakter sehingga bukan hanya fungsi hiburan saja. Bandingkan dengan beberapa tokoh idola anak yang ditampilkan di beberapa pusat perbelanjaan yang filmnya lebih mengarah pada fungsi hiburan. Pesan yang hendak disampaikan melalui artikel ini adalah orangtua juga perlu mulai memperkenalkan film-film kartun Indonesia kepada anak-anak. Orangtua juga perlu mulai selektif dalam memilih jenis film animasi untuk anak-anak. Pusat perbelanjaan juga mulai mengambil peran untuk memajukan dan menghargai karya anak bangsa. Bukan hanya sekedar reprentasi dari produk luar negeri yang memanfaatkan anak-anak Indonesia untuk kepentingan bisnis.