Self Reflection Collaboration Research Fakultas Psikologi Universitas Surabaya-School of Psychology and Behavioral Sciences Zhejiang University fadjar May 28, 2012

Self Reflection Collaboration Research Fakultas Psikologi Universitas Surabaya-School of Psychology and Behavioral Sciences Zhejiang University

Listyo Yuwanto

Fakultas Psikologi Universitas Surabaya

Salah satu manfaat yang dapat dipetik dari Program CEC (Cross-Cultural Entrepreneur Collaboration) di Hangzhao China 3 -16 Mei 2012 adalah pembelajaran melakukan penelitian kolaborasi. Menurut penulis, merupakan hal baru dan kesempatan langka bagi mahasiswa Fakultas Psikologi Ubaya melakukan penelitian kolaborasi dengan mahasiswa asing. Program CEC mampu menjadi fasilitasi bagi mahasiswa memanfaatkan kesempatan itu menjadi kenyataan.

Tulisan berikut bertujuan menggambarkan proses dan refleksi pembelajaran dari collaboration research yang telah dilakukan.

  1. Penentuan Tema

Hal terpenting ketika melakukan penelitian adalah tema penelitian. Langkah awal yang dilakukan tim riset mahasiswa Indonesia adalah pertemuan-pertemuan formal untuk menentukan tema. Peneliti harus mengetahui minat dan kekuatan riset yang dimiliki. Berdasarkan hal ini maka riset yang dilakukan didasarkan pada tema per laboratorium di Fakultas Psikologi Universitas Surabaya. Hal ini sekaligus menjembatani mahasiswa yang masing-masing memiliki minat laboratorium.

Beberapa tema dapat berasal dari dosen dan mahasiswa. Diskusi intensif untuk memperjelas tema harus dilakukan. Pembelajaran yang dapat dipetik adalah dosen dan mahasiswa bekerja sama dalam menentukan tema dan model penelitian. Tujuannya adalah rasa memiliki penelitian dan ikatan sebagai rekan peneliti. Selesai penentuan tema yang perlu dilakukan pertama kali adalah survei awal dan pengumpulan literatur utama sehingga penelitian yang dilakukan memiliki arah. Selain itu juga mulai mencari bentuk media publikasi yang menjadi target, misalnya jurnal nasional terakreditasi, jurnal internasional, ataupun bentuk publikasi lainnya yang sesuai dengan tema penelitian.

  1. Kontak dengan Rekan Penelitian Kolaborasi

Kontak awal sebelum bertemu secara langsung merupakan hal yang penting. Beberapa mahasiswa saat melakukan kontak awal tidak langsung menuju pada pembicaraan riset. Namun melakukan rapport terlebih dahulu misalnya tentang bagaimana kondisi cuaca di China, hal-hal apa yang menarik untuk dikunjungi dan bentuk-bentuk lain dari menjalin rapport. Saat kontak dengan rekan peneliti, hal yang penting untuk diketahui adalah bagaimana minat riset secara pribadi dari rekan kolaborasi, target-target yang disepakati bersama, cara kerja, jadwal kerja secara operasional, pembagian tugas, dan kesepakatan tema riset dengan rekan kolaborasi. Memungkinkan juga melakukan pertukaran jurnal atau sumber utama riset sehingga sejak awal mahasiswa dan rekan kolaborasi memiliki frame yang sama tentang riset yang akan dilakukan.

Beberapa mahasiswa yang tidak melakukan kontak sejak awal dengan rekan kolaborasi menjadi sedikit terhambat saat bertemu langsung karena rekan kolaborasi tidak dapat segera paham tentang tema riset, tidak mengetahui juga tentang target luaran riset, dan batas waktu pencapaian target atau penyelesaian riset. Hal ini dapat mengurangi keefektifan penyelesaian riset.

Hal yang penting untuk diperhatikan adalah saat kontak usahakan relasi dengan rekan kolaborasi menjadi equal (setara) sebagai sesama peneliti. Hal ini harus dilakukan karena sangat mungkin terjadi perbedaan jenjang pendidikan antara mahasiswa Fakultas Psikologi Ubaya dan School of Psychology and Behavioral Sciences Zhejiang University. Mahasiswa Ubaya masih di tingkat S1 dan ada yang Magister Profesi sedangkan di mahasiswa Zhejiang University ada yang S1, S2, dan bahkan menempuh S3.

Mahasiswa Ubaya juga perlu melakukan leading untuk mengontrol jalannnya penelitian sesuai dengan target. Leading membutuhkan keberanian, kedisiplinan, dan pemahaman yang mendalam tentang riset yang dilakukan. Namun, kemauan menerima masukan dan feedback dari rekan kolaborasi tetap harus ditunjukkan sebagai perilaku ilmiah.

  1. Pengumpulan Data

Penelitian yang dilakukan sifatnya kolaboratif, sehingga sangat memungkinkan menggunakan subjek yang berasal dari Indonesia atuapun China. Manfaat dari model kolaboratif riset ini beberapa model penelitian dapat dilakukan, misalnya uji model pengaruh beberapa variabel terhadap suatu variabel. Model yang dibangun terbukti atau tidak untuk subjek Indonesia dan China. Selain uji model dengan menggunakan subjek yang berasal dari Indonesia dan China memungkinkan melakukan uji komparasi sesuai tema penelitian utamanya menjadi cross cultural. Hasilnya satu riset yang dilakukan dapat dilakukan beberapa analisis. Manfaatnya satu paper memungkinkan untuk dipecah menjadi beberapa paper untuk dipublikasikan.

Sebelum berangkat mahasiswa Indonesia telah mengambil data untuk subjek Indonesia. Manfaat yang diperoleh adalah pengujian model untuk mahasiswa Indonesia telah selesai dan dilakukan analisis. Saat di China mahasiswa Indonesia tinggal menunggu mahasiswa China untuk mengambil data, analisis, dan bahasan integratif.

Secara ideal, menurut penulis seharusnya sebelum berangkat mahasiswa Indonesia harus mengumpulkan data di Indonesia dan data di China juga harus terkumpul. Harapannya saat bertemu dengan rekan kolaborasi di China diskusi tentang bahasan menjadi lebih mendalam dan paper lebih siap untuk dipresentasikan atau dipublikasikan.

  1. Mini Konferensi

Di akhir proses pengerjaan riset, diadakan mini konferensi. Setiap penelitian kolaborasi hasilnya dipresentasikan dalam forum diskusi yang melibatkan mahasiswa Indonesia, mahasiswa China, dan dosen. Manfaat utama dari forum ini adalah feedback dan diskusi terkait dengan hasil penelitian yang telah dilakukan. Dengan feedback dan proses diskusi dapat memperbaiki atau mempertajam hasil penelitian dan pembahasan sehingga lebih siap untuk publikasi. Selain itu dengan mini konferensi, mahasiswa dapat belajar tentang bagaimana melakukan presentasi hasil penelitian menggunakan bahasa Inggris. Pembelajaran dalam hal ini adalah peningkatan self efficacy dalam hal kemampuan presentasi di forum ilmiah internasional.

  1. Publikasi

Hal yang penting dilakukan selesai presentasi di mini konferensi adalah segera melakukan revisi untuk riset yang telah dilakukan sesuai dengan masukan feedback. Setelah kembali ke Indonesia mahasiswa harus tetap menjaga kontak dengan mahasiswa China. Diskusi secara informal harus tetap dilakukan dengan fokus penelitian dan publikasi.

Hasil kolaborasi riset yang temanya berasal dari peneliti mahasiswa Indonesia dan siap untuk dipublikasikan sebagai berikut :

Cross-Cultural Study of attitude towards Entrepreneurship, adoption of Innovation and entrepreneural intention among University Student in China and Indonesia.

Kiantoro, M., Linda, M.V., Eki, A., Xiao, W., Xiao, S., Yudiarso, A

Cross-cultural study of relationship between attitude towards entrepreneurship, entrepreneural intention, and Big Five Personality Factor.

Sah, M. P., Angelia, M., Jebriela, B., Bailu, L. Yuqi, L., Batuadji, K.

Mindfulness and Entrepreneurship among Indonesian and Chinese Youth: A Cross-Cultural Study.

Parung, G.E., Fatmawati, F., Teng, S., Fang, Z., Han, H., Batuadji, K.

Understanding Exhaustion, Flow, and Innovative Academic Behavior in Chinese and Indonesian Student.

Wibowo, R. F., Premadyasari, D., Fan, Z.Y., Chen, Z., Yuwanto, L.

Academic Stress, Academic Flow, Academic Procrastination: Profile of Chinese and Indonesian Students.

Vitria, A., Almeryasandi, F., Guo, J., Wang, Z., Wang, J., Yuwanto, L.

Semoga program seperti CEC masih dapat berkelanjutan dan memberikan manfaat pembelajaran bagi mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Surabaya. Selain itu program seperti CEC yang telah dilakukan Fakultas Psikologi Ubaya dapat menginspirasi Fakultas lain di Ubaya untuk terus menumbuhkan kerjasama dalam bentuk riset, program dengan Universitas lain di dalam ataupun di luar negeri dengan target luaran publikasi ilmiah.