Ubaya dan Jamoetics: Bahas Transformasi Digital Penjualan Herbal hayuning August 27, 2022

Ubaya dan Jamoetics: Bahas Transformasi Digital Penjualan Herbal

Bahas Pentingnya Transformasi Digital Penjualan Herbal

Reportase Warta Ubaya (@wartaubaya)

Sabtu, 27 Agustus 2022 startup Jamoetics mengadakan acara dalam bentuk webinar nasional bertajuk “Transformasi Digital Penjualan Herbal”. Sebagai startup yang digagas dan dihadirkan oleh Universitas Surabaya (Ubaya), Jamoetics diharapkan sebagai solusi integratif sistem informasi produk obat tradisional yang mengembangkan teknologi informasi dalam mendukung pengembangan, penggunaan dan edukasi obat tradisional yang aman, efektif dan berkualitas.

Acara ini merupakan hasil kerja sama antara Jamoetics, Fakultas Farmasi Ubaya, Farmacare, dan Kalbe Consumer Health. Meskipun dalam keadaan pandemi, Ubaya tetap berkomitmen melaksanakan kegiatan tersebut dengan melakukan beberapa penyesuaian tanpa mengurangi manfaat yang didapat. Acara berlangsung menggunakan zoom dan dihadiri oleh ribuanpeserta dari berbagai kalangan.

Dalam sambutannya, Dr. Ir. Benny Lianto, M.M.B.A.T.,selaku Rektor Universitas Surabaya membahas bahwa acara ini sangat penting dan strategis.“Khususnya bagi dunia kesehatan Indonesia di masa yang akan datang,” jelasnya. Membahas topik yang diusung, Benny menuturkan bahwa hal tersebut bertujuan membangun dialog yang komprehensif terkait transformasi digital herbal antara pihak akademisi dan praktisi. “Informasi dan edukasi transformasi digital penjualan herbal diberikan secara sumbangsih bagi seluruh praktisi, apoteker, tenaga teknis kefarmasian dan seluruh masyarakat umum,” lanjutnya. Benny turut menyampaikan harapan terkait acara ini yakni memberikan pencerahan dan solusi bagi komunitas pharmapreneur, apotek, dan masyarakat umum dalam persiapan menuju transformasi digital di bidang layanan kefarmasian di apotek.

Senada dengan Benny, Adi Sudewa, ST., MBA. selaku Chief Executive Officer (CEO) Farmacare juga menyampaikan bahwatujuan dari topik yang dibahas adalah guna membantu badan yang mengelola apotek dan apoteker untuk mengembangkan usahanya. “Indonesia memiliki peluang pasar yang besar serta kekayaan alam yang dapat dimanfaatkan,” jelasnya. Hal ini bertujuan mengurangi ketergantungan pada impor zat aktif obat kimia serta mengurangi fluktuasi ketersediaan obat di Perdagangan Besar Farmasi (PBF).

Adi juga memoderatori sesi narasumber Dr. Oeke Yunita, S.Si., M.Si., Apt., selaku Founder Jamoetics yang membawakan tema “Literasi Digital Informasi Herbal”. “Seiring dengan perubahan pola hidup masyarakat menjadi masyarakat digital, herbal dan bahan alam lain dalam obat tradisional juga perlu berkembang dan bertransformasi menjadi entitas digital,” terang Oeke. Pada kesempatan ini Oeke juga menjelaskan strategi digitalisasi di bidang kesehatan dan farmasi, kompetensi literasi digital untuk transformasi digital penjualan herbal, karakteristik informasi herbal yang mendukung penjualan herbal, serta cara menelusuri informasi herbal yang benar dan tepat untuk mendukung penjualan herbal.

Alfian Hendra Krisnawan, S.Farm., M.Farm., Apt., selaku Ketua Acara Transformasi Digital Penjualan Herbal juga turut menjelaskan bahwa. “Kondisi pandemi Covid-19 menyebabkan trenpenggunaan herbal yang semakin meningkat, terutama pada herbal-herbal yang fungsinya sebagai peningkat imunitas tubuh ataupun vitamin,” jelasnya. Adanya peningkatan penggunaan herbal menjadikan produsen maupun penjual herbal perlu menyesuaikan diri di tengah permintaan kebutuhan herbal yang semakin meningkat. “Oleh karena itu, peran transformasi digital sangat penting bagi penjual herbal dalam melayani masyarakat di Indonesia,” terangnya.(lts, et)