Belajar Geografi Lewat Augmented Reality hayuning August 22, 2022

Belajar Geografi Lewat Augmented Reality

SURABAYA – Geografi menjadi salah satu mata pelajaran (mapel) yang sulit dipahami siswa. Karena itu, mahasiswa Universitas Surabaya (Ubaya) membuat inovasi alat peraga untuk mempermudah siswa belajar geografi. Namanya Flo.Fa.Fer Box, media belajar dengan teknologi augmented reality (AR).
Inovasi tersebut diperagakan langsung oleh lima mahasiswa prodi teknik industri fakultas teknik di gedung Teaching Industry Ubaya kemarin (29/6). Mereka adalah Clara Christianti, Ierenne Novendah, Verian Pramana Bastian, Teofilus Agusto, dan Trisdyanti Wulan Khosuma.
Clara menjelaskan, inovasinya itu memiliki tiga material dalam satu produk. Total, ada tiga materi pembelajaran yang didesain dalam satu produk. Flo.Fa.Fer dibuat untuk membantu siswa SMP memahami materi geografi tentang atmosfer, flora dan fauna di Indonesia, serta lapisan bumi. ‘Selain itu, menggunakan teknologi AR yang memiliki kamera untuk scan berupa aplikasi Flo.Fa.Fer Box,’ katanya.
Selain itu, disediakan kartu yang memiliki pertanyaan berupa flora dan fauna, atmoster, serta lapisan bumi. Siswa bisa menjawab sekaligus mengecek jawaban yang tersedia di aplikasi. ‘Jadi, bisa langsung interaksi antara guru dan murid lewat media pembelajarannya,’ ujarnya.
Clara mengungkapkan, ide awal bikin inovasi tersebut sebelumnya berdasar survei langsung terhadap siswa SMP di Surabaya. Mereka ternyata mengalami kesulitan belajar pada mapel matematika dan geografi. Matematika saat ini sudah memiliki media pembelajaran. Sementara, geografi masih sedikit. ‘Kami memilih geografi agar mereka lebih familier dengan mapel tersebut,’ jelas dia.
Materi yang dianggap sulit dari hasil survey tersebut adalah persebaran flora dan fauna, lapisan bumi, serta atmosfer. Kemudian, teknologi AR menjadi salah satu daya tarik siswa untuk mudah belajar. ‘Perkembangan zaman sekarang, anak-anak sangat familier dengan teknologi. AR ini membuat siswa tidak bosan belajar dan lebih seru,’ ungkapnya.
‘Sementara itu, Ketua Prodi Teknik Industri Ubaya Indri Hapsari menyampaikan, selama satu semester, mahasiswa mulai mendesain untuk membuat produk. Kemudian, mereka mengadakan pameran teaching industry. Lalu, produk tersebut disimulasikan bisnis. ‘Setelah produk terbentuk, targetnya didaftarkan HAKI,’ jelasnya. (ayu/c14/ai).
Sumber: JawaPos, 30 Juni 2022