Ini Bahaya Penggunaan Alat Rapid Tes Bekas Pakai samueldim May 12, 2021

Ini Bahaya Penggunaan Alat Rapid Tes Bekas Pakai

Baru-baru masyarakat dihebohkan dengan kasus dugaan penggunaan alat rapid tes bekas untuk tes. Di mana hal itu terjadi di layanan rapid test antigen COVID-19 yang ada di Bandara Internasional Kualanamu di Deli Serdang, Sumatera Utara.
Lantas bagaimana risiko penggunaan alat rapid test yang digunakan kembali?
Menjawab hal itu, dr. Puri Safitri Hanum, Sp.PD., menuturkan bahwa alat rapid test antigen yang digunakan secara berulang pada orang yang berbeda akan menimbulkan risiko penularan virus.
‘Karena itu kan mengambil sampelnya dari hidung atau tenggorokan melalui proses swab. Siapa tau pasien pertama positif, terus itu digunakan lagi ke pasien kedua, ya mesti aja virus-nya bisa masuk ke pasien kedua. Dan itu merupakan suatu kejahatan kalau hal itu dilakukan,’ tutur dr. Hanum ketika dihubungi Basra, Jumat (30/4).
Dosen Fakultas Kedoteran Universitas Surabaya (FK Ubaya) ini menjelaskan, idealnya alat rapid test digunakan hanya satu kali pada satu orang saja.
‘Itu disposable, one person one pack. Satu orang satu alat tes. Nggak bisa digunakan berulang-ulang. Karena sangat berisiko,’ jelasnya.
Selain bisa menyebarkan virus, penggunaan alat tes secara berulang juga dapat menurunkan kepercayaan masyarakat terkait situasi pandemi COVID-19 yang saat ini masih berlangsung.
Untuk itu, ia mengimbau masyarakat agar melakulan screening lebih dahulu di lab maupun rumah sakit sebelum bepergaian.
Seperti diketahui, pemerintah telah mewajibkan pelaku perjalanan untuk menyertakan hasil rapid test antigen jika ingin bepergian, terutama ke luar kota.
‘Hal-hal seperti ini harus kita tangani. Kita harus gunakan screening yang benar, terutama waktu berpergian. Agar kita nggak membahayakan orang lain dan diri sendiri. Kalau bisa sebelum pergi kita lakukan tes di lab atau di rumah sakit. Karena screening itu penting,’ ungkap dokter spesialis penyakit dalam ini.
Terakhir, ia berpesan kepada masyarakat untuk tetap memperhatikan protokol kesehatan 5M. Yakni menggunakan masker, menjaga jarak, mencuci tangan, menjauhi kerumunan, dan mengurangi mobilitas.
‘Karena bagaimana pun juga pandemi ini masih belum berlalu, tetap patuhi prokes 5M . Semoga pandemi ini cepat berlalu, jangan sampai kita seperti India, jangan sampai,’ tutupnya.
Sumber: kumparan.com