Bahas Masalah Psikologis Ibu dan Mahasiswa samueldim May 4, 2021

Bahas Masalah Psikologis Ibu dan Mahasiswa

Kamis, 23 April 2021 Program Studi Doktor Psikologi Universitas Surabaya (Ubaya) mengadakan Seminar Mahasiswa Doktor Psikologi #2 bertajuk “Ngobrol Tentang Masalah Psikologis Ibu dan Mahasiswa”. Kegiatan dilaksanakan guna belajar berbagai masalah psikologis yang terjadi pada ibu dan mahasiswa. Bawinda Sri Lestari, S.H., M.Psi selaku Ketua DPD Indonesian Professional Speakers Association, Sri Asih Andayani, S.Pd.K., M.Psi selaku Ketua Yayasan Alejo Academy, dan Wiwik Triwidiyanti, S.Psi., M.Si selaku Dinas Psikologi Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut menjadi narasumber pada acara hari itu.

Bawinda membuka diskusi dengan membahas penelitiannya mengenai kecemasan berbicara di depan umum. “Apabila kecemasan tersebut tidak ditangani pada mahasiswa, maka akan berdampak pada akademik mereka,” ujarnya. Bawinda menuturkan berbagai alasan seseorang mengalami kecemasan berbicara, yakni: takut akan kondisi tubuhnya, merasa kurang persiapan, presentasi harus bagus dan sempurna, serta takut pendengar tidak tertarik. Selain itu, Bawinda juga menambahkan beberapa alat ukur penelitian yang ia gunakan, yakni: PRPSA, SESS, dan Respon Audiens.

Diskusi dilanjutkan oleh Sri Asihdengan membahas subjective well being (SWB) ibu yang memiliki anak dengan attention deficit hyperactivity disorder (ADHD). “SWB adalah konsep yang mencangkup bagaimana seseorang mempersepsikan dan merasakan kehidupan mereka dalam berbagai keadaan yang terjadi baik secara kognitif maupun afektif,” jelasnya. “Terdapat beberapa cara supaya ibu bisa SWB yaitu dengan triple A: awareness, acceptance, dan action,” tutur Sri.

Wiwikpun menuturkan mengenai penelitiannya mengenai resiliensi istri prajurit. Menurutnya, terdapat berbagai risiko yang dihadapi oleh istri prajurit sehingga mereka perlu melakukan resiliensi. “Jadi istri militer harus bisa beradaptasi dengan segera terhadap stressor yang ada,” ujarnya. Penuturan materi ini menarik pertanyaan dari peserta. “Apakah ada perbedaan hasil riset pada istri yang suaminya bertugas ke luar negeri dengan dalam negeri?” tanya salah satu peserta. Wiwik menjawab perbedaan spesifik ada pada frekuensi bertemu suami dengan istri. “Tapi terkait hasil riset kita belum sampai ke lingkup itu,” ujar Wiwik.(et)