Jumat, 9 April 2021 Program Studi Doktor Psikologi Universitas Surabaya (Ubaya) mengadakan Seminar Mahasiswa Doktor Psikologi #2. Mengangkat tajuk “Ngobrol Tentang Karakter dan Korupsi”, para peserta diharapkan dapat memahami upaya pemberantasan korupsi melalui kekuatan karakter.
“Sebagaimana yang kita ketahui bahwa korupsi merupakan fenomena global yang terjadi di seluruh belahan bumi dan tidak ada negara yang bebas dari korupsi,” ungkap Eben Ezer Nainggolan, S.Psi., M.Si., S.H., M.Kn., Psikolog., selaku Dosen Fakultas Psikologi Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya. Menurutnya, tindakan korupsi dapat memberikan dampak buruk bagi pertumbuhan ekonomi, stabilitas politik, bahkan kesejahteraan psikologis masyarakat. Oleh sebab itu, penting bagi setiap individu untuk memahami intensi korupsi demi mencegah terjadinya tindakan korupsi yang semakin kompleks.
Diskusi dilanjutkan oleh Hetti Sari Ramadhani, S.Psi., M.Si., selaku Dosen Fakultas Psikologi Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya dengan materi terkait kekuatan karakter. Menurut Hetti, salah satu peran dari karakter adalah untuk menghasilkan energi yang dapat membuat seseorang melakukan hal positif. “Melalui character strength, seseorang bisa melihat keunikan dan karakter dominan yang kerap digunakan dalam kehidupan sehari-hari,” tutur Hetti. Dengan demikian, character strength dapat menurunkan intensi seseorang untuk melakukan tindak korupsi.
Menjelang akhir webinar terdapat beberapa pertanyaan yang disampaikan oleh moderator saat sesi tanya jawab. Salah satu pertanyaan berbunyi, “Apakah hukuman mati pantas didapatkan oleh seorang koruptor?” Menanggapi pertanyaan tersebut, Eben menjawab bahwa ia sendiri tidak setuju dengan aturan pidana mati bagi koruptor. “Kita tidak punya hak untuk mengakhiri hidup seseorang dan hukuman mati pun belum tentu dapat mengurangi tindakan korupsi,” tutup Eben pada webinar kali ini.(dhi)
