Wacana Rektor Asing Resahkan PTS – Bukan Cuma Pimpinan, Aspek Lain Harus Diperhatikan hayuning August 14, 2019

Wacana Rektor Asing Resahkan PTS – Bukan Cuma Pimpinan, Aspek Lain Harus Diperhatikan

SURABAYA, Jawa Pos – Wacana pemerintah mendatangkan rektor asing terus bergulir. Bahkan, pemerintah berencana menguji coba penerapan rektor asing di perguruan tinggi swasta (PTS). Hal itu memantik perhatikan rektor PTS di Surabaya.
Rektor Universitas Surabaya (Ubaya) Ir Benny Lianto mengatakan, keberhasilan PT tidak hanya ditentukan oleh rektor. Namun, juga oleh sistem dan tim manajemen secara menyeluruh. ‘Kalau hanya mengandalkan rektor asing, saya tidak begitu yakin itu berhasil,’ katanya.
Menurut Benny, penerapan rektor asing di PTS sedikit sulit. Sebab, PTS berada di bawah yayasan. Setiap yayasan memiliki peraturan sendiri. Jadi, tidak mudah memasukkan rektor asing ke PTS. ‘Seperti di Ubaya, ada aturan rektor harus punya pengalaman mengabdi minimal delapan tahun tanpa terputus di PT. Apakah harus mengubah statuta PT dulu?’ ujarnya.
Benny menuturkan, sejatinya rektor Indonesia mampu beradaptasi dan membawa sistem universitas seperti standar internasional. Namun, hal itu harus didukung dengan aspek-aspek yang lain. ‘Banyak aspek lain yang harus dipenuhi dulu. Bukan rektor semata,’ jelasnya.
Sebelumnya, Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko pernah menyatakan bahwa penerapan rektor asing akan dimulai di PTS terlebih dahulu. Hal itu disampaikan setelah mengisi orasi di Universitas Airlangga (Unair), Sabtu (10/8).
Benny mengatakan, para pimpinan PTS sejatinya selalu terbuka dengan hubungan internasional. Setiap PTS, khususnya yang telah terakreditasi institusi A, telah mengejar ke arah internasionalisasi. Hanya, upaya percepatan harus dipikirkan secara sistematis. Bukan malah mendatangkan rektor dari luar negeri.
‘Banyak kampus yang sudah punya program pertukaran mahasiswa, staf, dan dosen. Saya rasa itu bisa ditingkatkan lagi. Bahkan, sudah jalan semua,’ ujarnya.
Rektor PTS yang telah terakreditasi A sejatinya mampu. Tinggal sisi percepatan. Banyak faktor yang menjadi kendala percepatan internasionalisasi. Di antaranya, keterbatasan dana dan sumber daya manusia (SDM). ‘Masalah kecepatan ini harus dibenahi dari berbagai aspek. Kalau rektornya asing tetapi dana laboratorium tidak mencukupi untuk skala kelas dunia dan dana riset tidak tercukupi, itu akan sama saja,’ jelasnya.
Benny menuturkan, saat ini para pimpinan PT di Jatim sudah membicarakan wacana rektor asing. Rencananya, ada pertemuan untuk menyikapi hal tersebut. ‘Karena untuk PTS tidak mudah. Mungkin lebih mudah diterapkan di PTN,’ katanya. (ayu/c6/ady)
Jawa Pos, 13 Agustus 2019