Adaptasi Aliran Kubisme untuk Puzzle laurentiusivan July 16, 2024

Adaptasi Aliran Kubisme untuk Puzzle

Helat Workship dalam Pameran Novateur FIK Ubaya

 

SURABAYA – Siapa yang tak suka bermain puzzle? Permainan teka-teki berbentuk papan itu menantang karena terdiri atas banyak potongan berbentuk tak beraturan. Semakin kecil potongan puzzle, semakin lama dan rumit proses menyusunnya. Jenis puzzle yang paling sering dijumpai adalah jigsaw puzzle.

Namun, Ghania Kazima, mahasiswi Fakultas Industri Kreatif (FIK) Universitas Surabaya (Ubaya), mencoba membuat puzzle yang unik. Dia mengadaptasi aliran seni kubisme ke dalam puzzle. “Aliran kubisme kan terdiri atas geometri yang terfragmentasi gitu, menarik untuk dijadikan puzzle,” ujarnya saat dijumpai di workship dalam rangka pameran Novateur yang diadakan FIK Ubaya.

Tiga Pola dengan Tingkat Kesulitan Berbeda

Alhasil, puzzle buatannya itu memiliki potongan meliuk yang ukurannya berbeda-beda. Ghania membuat tiga pola. Yang termudah adalah pola anak anjing. Lalu, pola dengan tingkat kemudahan sedang adalah kelinci. Pola tersulit adalah anak kucing. “Potongan puzzle-nya itu ada yang kecil banget. Misalnya, bagian mata kelincinya itu,” katanya.

Pembuatan puzzle itu diakui Ghania cukup simpel. Dia lebih dulu membuat gambar polanya. Lalu, gambar itu dipindahkan ke atas bahan MDF, kemudian dipotong dengan teknik laser cut. “Ini terinspirasi dari mata kuliah desain grafis yang kami pelajari di semester ketiga,” ungkapnya.

Dalam workshop itu, Ghania meminta para peserta lebih dulu menyusun puzzle-nya. Penyusunan puzzle memakan waktu yang cukup lama jika dibandingkan jigsaw puzzle dengan ukuran serupa.

Ghania memberi sedikit hint berupa gambar utuh dari puzzle itu. “Tapi, tetap menantang karena gambar contohnya kan kecil, beda dengan size aslinya,” ujarnya. Setelah puzzle tersusun, para peserta diminta mewarnai puzzle tersebut. Ada yang melukis menjadi seperti sebuah lukisan anak anjing di taman, ada juga yang memberi warna untuk setiap potongan puzzle-nya. “Tugas mereka adalah membuat puzzle itu terlihat ‘hidup’,” tandasnya. (adn/c14/tia)

Sumber : Jawa Pos