Penanganan Kondisi Psikologis dengan Psikologi Diorama laurentiusivan June 13, 2024

Penanganan Kondisi Psikologis dengan Psikologi Diorama

Ada fenomena dimana ketika seseorang melihat lego rumah Shinchan, orang tersebut dengan cekatan memindahkan tiap karakter sesuai dengan keadaan yang terjadi di rumahnya. Dengan melakukan hal itu, ia lebih dapat menceritakan isi hatinya. Ternyata, banyak orang yang lebih bisa terbuka ketika dihadapkan dengan diorama yang menggambarkan apa yang sedang dialami. Metode inilah yang dikembangkan oleh Dosen Fakultas Psikologi Universitas Surabaya (Ubaya), Dr. Listyo Yuwanto, Psikolog bernama Psikologi Diorama.

Listyo menyebut, ketika seseorang berhadapan dengan diorama, hal itu dapat mengaktifkan memori sekaligus emosi. “Setelah dinikmati, biasanya klien akan membuka percakapan tentang apa yang dipikirkan dan dirasakannya. Dalam hal ini, psikolog perlu memiliki kemampuan untuk memetakan permasalahan psikologis klien dan membantunya mencari solusi,” jelasnya.

Di Indonesia sendiri, terapi psikologi diorama belum banyak digunakan. Selama ini, diorama hanya dimanfaatkan untuk edukasi dan penanganan stress. “Karena teorinya belum ada, jadi saya pakai referensi teori emotional driven system. Teorinya orang teater,” imbuhnya. Dari teori inilah akhirnya berkembang teori metode psikologi diorama yang telah diuji cobakan pada beberapa kliennya dimulai sejak tahun 2018 saat kasus Bom Gereja Surabaya hingga sekarang. Kebanyakan diorama yang dipakai adalah diorama bertema keluarga karena banyak yang memiliki permasalahan psikologis pada anak.

Ketua Kelompok Studi Psikologi Bencana Ubaya itu mengatakan terdapat dua pendekatan psikologi diorama yaitu aktif dan pasif. Aktif adalah ketika klien merakit sendiri dioramanya dan langsung melakukan refleksi diri. Sedangkan pasif adalah metode dimana terapis yang menyiapkan dioramanya dan klien merefleksikan perasaannya melalui diorama tersebut. “Kelebihan metode psikologi diorama adalah klien tidak merasa terancam dan dapat mengeluarkan sisi inner child sehingga terasa menyenangkan. Walaupun begitu, tidak semua kondisi psikologis dapat direpresentasikan melalui diorama,” ujar Listyo.

Temuan Listyo terkait Psikologi Diorama dibuatnya dalam bentuk buku dan berhasil meraih juara umum Literasi Bagi Negeri kategori non fiksi oleh Penerbit Andi. Buku ini diperuntukkan jadi buku ajar pada kajian psikologi bencana. Selain itu, materi ini juga akan dibawakan pada workshop dan seminar-seminar nasional mendatang. (el)