Dikendalikan Otot Tangan, Bisa Menekuk-nekuk Jari laurentiusivan February 7, 2024

Dikendalikan Otot Tangan, Bisa Menekuk-nekuk Jari

Mengulik kecerdasan buatan memang asyik. Gara-gara tugas akhir kuliah yang bersinggungan dengan artificial intelligence (AI), mahasiswa Universitas Surabaya (Ubaya) ini menciptakan tangan prostetik. Benda itu bisa dikendalikan dari tangan penciptanya.

Celvin menggerak-gerakkan salah satu tangannya di atas meja. Ada kabel panjang berwarna merah dan biru yang menghubungkan tangannya dengan laptop di hadapannya dan dengan tangan palsu di dekatnya. “Semua rangkaian yang terhubung melalui AI ini ternyata bisa mengendalikan gerak tangan palsu hanya dengan menggerakkan tangan aslinya,” kata mahasiswa prodi teknik elektro itu kemarin (6/2).

Tangan prostetik itu menjadi bukti keberhasilan tugas akhir Celvin. Tangan palsu tersebut sekaligus menjadi wujud pemanfaatan AI. Tiap kali otot tangan pemuda asal Medan itu bergerak, berubah pula gerakan tangan prostetik seukuran tangan orang dewasa tersebut.

“Jadi, menggunakan sinyal listrik yang dihasilkan otot. Namanya sinyal EMG atau elektromiografi,” papar Celvin. Sinyal itu, menurut dia, diproses oleh AI. Tugas sinyal tersebut adalah memprediksi gerakan otot tangan. Prediksi itulah yang kemudian dikirimkan dalam bentuk sinyal ke tangan prostetik.

Rangsangan itulah yang membuat tangan palsu bergerak. “Kondisi jari tangan prostetik yang bisa diprediksi adalah ‘menekuk’ dan ‘netral’,” jelasnya. Saat ini tangan prostetik Celvin bisa menebak dengan benar 13 gerakan. Sebenarnya, Celvin sempat mengujikan 19 gerakan berbeda. Tapi, tangan prostetik buatannya hanya bisa menangkap 13 dari total 19 yang diberikan. Salah satu gerakan yang paling lihai ditirukan oleh tangan prostetik tersebut adalah menggerakkan lima jari tangan.

Celvin mengatakan bahwa jeda waktu ditirukannya gerakan dari tangan asli berkisar 2-5 detik. Nanti gerakan-gerakan yang dipicu gerak otot tangan itu bisa ditambahkan lagi sesuai dengan kebutuhan pengguna. Biasanya, tangan prostetik digunakan oleh para amputee atau oleh mereka yang terlahir dengan kekurangan pada tangan.

Inovasinya itu, menurut Celvin, istimewa karena mampu memprediksi gerakan kelima jari secara independen. Teorinya adalah menggunakan multi-label classification. Berkat AI, tangan prostetik juga menjadi lebih canggih.

Saat ini tangan prostetik buatan Celvin masih bersifat prototipe karena kepentingannya adalah untuk mendapatkan nilai tugas akhir. Dia berharap, tangan prostetik buatannya itu bisa dikembangkan menjadi lebih baik. Khususnya, soal akurasinya dalam memprediksi gerakan tangan.

Celvin berharap bisa memangkas durasi delay gerakan. Dari saat ini sekitar 5 detik menjadi kurang dari 2 detik atau bahkan real time. Nanti jika bisa diproduksi massal, tangan prostetik itu dapat dimanfaatkan oleh banyak orang. “Termasuk bisa digunakan para penyandang disabilitas ya untuk menunjang aktivitas mereka,” harapnya.

 

Sumber : Jawa Pos, 7 Februari 2024