Menembus Ruang Kreatifitas Skala Nasional fathulhusnan February 5, 2009

Menembus Ruang Kreatifitas Skala Nasional

Kru Gerbang (suplemen tabloid Warta Ubaya untuk anak SMA, -red) kembali mengibarkan bendera almamater Ubaya. Dengan kemauan dan kreatifitas, kali ini ibukota Jakarta menjadi tempat tujuan. Mereka bergabung bersama panitia dari empat kota lain (Jakarta, Bandung, Semarang dan Yogjakarta) untuk menyelenggarakan puncak acara dari HUT Kompas MuDA yang ke-2.

Perbedaan suku, agama, warna kulit, gender maupun umur, tak menghalangi mudaers (sebutan komunitas anak muda di Kompas MuDA) unjuk gigi dalam berkreatifitas. Muda Creativity pun digelar para creator muda di lima kota besar Indonesia. Di Jatim sendiri, Kompas MuDA menggaet Ubaya yang diwakili Gerbang untuk menyelenggarakan “proyek” ini.

Pada 30 Januari – 1 Februari 2009 diadakan acara puncak di Istora Senayan Jakarta. Dengan tema “Jadilah Sahabat Bumi”, acara ini merupakan kelanjutan dari kegiatan workshop yang pernah diadakan di Ubaya dan empat kota lain di Indonesia. Ubaya selaku pihak sponsorship juga memberikan ratusan souvenir menarik kepada para penonton yang mayoritas para pelajar.

Tiga hari yang penuh kreatifitas ini diisi dengan kegiatan atraktif dan menarik, mulai dengan celebration birthday, penampilan musik instrumental galon air oleh pelajar SMA, workshop film oleh Mira Lesmana dan Nicholas Saputra, serta penampilan eksklusif dari band Efek Rumah Kaca. Gerbangers (sebutan panita MuDA Surabaya) dan panitia empat kota lainnya pada kesempatan itu dikukuhkan sebagai MuDAers batch 1. Johan Iswahyudi dari Gerbangers terpilih sebagai Best Volunteer MuDA Surabaya 2009.

“Wadah kreatifitas anak muda ini tak sekedar aktifitas yang berisi hiburan, adapula unsur message yang ingin disampaikan yaitu efek dari global warming,”ungkap Tarrance Palar dari Marcomm Kompas. Pembentukan panitia yang tergolong unik ini mampu menampung kreatifitas yang lebih fresh dan positif.

Menurut Tarrance meskipun program ini singkat, wadah ini merupakan cara efektif untuk melatih kepemimpinan, kepekaan emosi, teamwork, dan membangun solidaritas. “Hanya dengan interaksi langsung, kita baru bisa merasakan kalau kita ternyata punya rindu dengan teman-teman yang berbeda itu,” tutupnya. (cuy/wu)