Reportase Warta Ubaya (@wartaubaya)
Sabtu, 14 September 2024 Universitas Surabaya (Ubaya) dengan bangga menyelenggarakan Rapat Terbuka Senat Universitas Surabaya dengan Acara Tunggal Wisuda Program Diploma, Sarjana, Magister, dan Doktor. Gelaran ini bertempat di Grand Ballroom The Westin Surabaya dan disiarkan streaming pada kanal YouTube Ubaya Official. Selain menjadi momen simbolis untuk mengapresiasi wisudawan, kegiatan ini juga bertujuan memotivasi wisudawan untuk memulai langkah di dunia profesional atau jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Sejumlah 1264 wisudawan dengan 77 lulusan diploma, 772 lulusan sarjana, 102 lulusan magister, 2 lulusan doktoral, serta 311 lulusan profesi, resmi dinyatakan lulus dan diserahkan secara simbolis kepada Ikatan Alumni (IKA) Ubaya.
Dalam sambutannya, Benny Lianto memberikan apresiasi kepada wisudawan atas kelulusan dan kerja keras mereka selama menempuh pendidikan di Ubaya. “Dengan penuh kebahagiaan ini, kami menyatakan bahwa saudara telah berhasil menyelesaikan persyaratan untuk gelar masing-masing,” imbuhnya. Pada kesempatan ini, Benny mengungkapkan bahwa kelulusan bukanlah akhir dari proses belajar, melainkan momentum untuk terus belajar dan beradaptasi menghadapi perubahan di masa depan. “Jangan jadikan wisuda ini sebagai tanda kita berhenti belajar, itu kerugian yang sangat besar,” ujarnya.
Lebih lanjut, Benny berharap agar seluruh capaian wisudawan ini menjadi bukti dedikasi, kualitas, dan komitmen mereka terhadap ilmu pengetahuan. “Semoga pengetahuan yang diperoleh bisa bermanfaat bagi orang lain, keluarga, dan bangsa” tuturnya. Di akhir sambutan, Benny juga berpesan kepada wisudawan untuk memiliki karakter yang dapat diterapkan di kehidupan bermasyarakat. “Pintar tapi gak berkarakter? jangan ya dek ya!” tandasnya dengan penuh semangat.
Seorang wisudawati strata satu Fakultas Psikologi 2020, Kimberly Vina Puspita S.Psi., turut membagikan sambutannya di momen wisuda ini. “Momen wisuda bukan garis akhir dari perjalanan, tapi merupakan garis awal yang baru dalam petualangan yang lebih besar,” ungkapnya. Garis awal yang dimaksud merupakan dunia luar perkuliahan yang baru dan tampak asing untuk dihadapi diri masing-masing. Kimberly kerap menyampaikan bahwa hidup bukan sebuah kompetisi yang harus dimenangkan. “Tidak perlu berlomba-lomba menjadi siapa yang paling cepat, paling hebat, dan paling lainnya. Setiap arah yang kita pilih adalah bagian dari perjalanan kita masing-masing yang unik,” tuturnya.(bhw)