Universitas Surabaya Kukuhkan Tiga Guru Besar Baru samueldim March 15, 2023

Universitas Surabaya Kukuhkan Tiga Guru Besar Baru

Surabaya (beritajatim.com) – Tiga guru besar baru dikukuhkan Universitas Surabaya pada Senin (30/1/2023). Ke depan, mereka diharapkan dapat meningkatkan kualitas implementasi Tri Dharma Perguruan Tinggi di Ubaya.

Ketiga guru besar baru tersebut antara lain Prof Antonius Adji Prayitno Setiadi dari Fakultas Farmasi, Prof Maria Goretti Marianti Purwanto dari Fakultas Teknobiologi, dan Prof Dedhy Sulistiawan dari Fakultas Bisnis dan Ekonomika.

“Keluarga besar Ubaya turut bangga. Pencapaian ini tentu menguatkan budaya pembelajaran, penelitian, pengabdian, serta berinovasi,” ujar Rektor Ubaya, Dr Ir Benny Lianto.

Benny mengatakan, pengukuhan ini sebagai bagian dari pengembangan kompetensi dan kapabilitas sumber daya manusia (SDM) di Ubaya. Kampus Multikultural itu sendiri memiliki program 55 Profesor Ubaya untuk periode 2023-2027.

Ia pun berharap, dengan semakin banyaknya guru besar di Ubaya akan dapat meningkatkan riset dan inovasi yang dampaknya langsung ke masyarakat. Dengan begitu, Ubaya tak hanya menghasilkan lulusan unggul saja, namun juga mampu menjadi pusat riset kelas dunia.

“Dengan banyaknya guru besar, Ubaya percaya ini adalah investasi yang terbaik untuk menghadapi tantangan masa depan yang semakin kompleks,” katanya.

Sementara itu, dalam orasi ilmiahnya, Prof Antonius Adji menyampaikan bahwa apoteker seyogyanya diberikan fasilitas untuk mengoptimalkan perannya dalam menyemai paradigma obat untuk mewujudkan ketahanan kesehatan.

Menurutnya, diperlukan adanya sosialisasi dan edukasi paradigma obat serta orientasinya. Tujuannya, agar seluruh pihak bisa ikut berpartisipasi dalam mengatasi permasalahan paradigmatic penggunaan obat yang ditemui sehari-hari.

Sedangkan Prof Maria menyebut jika Indonesia perlu memposisikan diri untuk fokus mengembangkan segmen produk tertentu yang spesifik serta memiliki nilai keterbaruan dan berbasis kekayaan lokal Indonesia. Tak hanya itu, produk tersebut juga dikenal dan diminati bukan hanya di pasar Indonesia.

Selanjutnya, Prof Dedhy mengatakan, akuntansi saat ini bukan kehilangan peran, namun banyak alumni akuntansi yang justru berkarir di industri non akuntansi. Hal itulah yang membuat industri akuntansi dan audit mengalami kekurangan pasokan akuntan. (ipl/ted)

Sumber: beritajatim.com (4205)