Reportase Warta Ubaya (@wartaubaya)
Pusat Konsultasi dan Layanan Psikologi Universitas Surabaya (PKLP Ubaya) yang menaungi Kelompok Belajar (KB) Sanggar Kreativitas Ubaya dan Tempat Penitipan Anak (TPA) Rumah Ceria Ubaya menyelenggarakan sebuah kegiatan berbelanja dan memasak bersama anak-anak. Mengangkat tema “Makanan Sehat”. Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan edukasi serta mengajarkan anak-anak tentang makanan sehat dan wawasan saat berbelanja di luar rumah. Kegiatan ini dilaksanakan pada Kamis, 23 Februari 2023 dengan didampingi oleh Shinta Oktaviani, S.Psi., Psikolog., selaku Kepala KB Sanggar Kreativitas Ubaya dan Ivonne Edrika, S.Psi., Psikolog., selaku Kepala TPA Rumah Ceria Ubaya. Setidaknya puluhan anak-anak ikut serta dalam kegiatan yang digelar secara offline di Pusat Perbelanjaan Transmart Rungkut, Surabaya.
Shinta mengatakan melalui kegiatan berbelanja dan memasak ini banyak pembelajaran yang ingin diberikan kepada anak-anak KB Sanggar Kreativitas dan TPA Rumah Ceria. “Kita ingin mengenalkan tentang makanan sehat serta tata cara berbelanja yang baik, seperti membawa tas belanja pribadi dan belajar mengantri saat membayar,” jelasnya. Menambahkan jawaban Shinta, Ivonne menyatakan bahwa anak-anak juga dapat belajar mandiri pada kegiatan ini. “Walaupun tidak mengerti tentang nominal uang setidaknya mereka berusaha untuk membawa uang sendiri,” ujar Ivonne. Tidak hanya itu, Ivonne menambahkan bahwa kegiatan ini akan mengembangkan aspek sosial dan kreativitas anak. “Aspek sosial yaitu bekerja sama dengan teman saat berbelanja serta berbahasa yang baik saat membayar, dan aspek kreativitas dikembangkan saat menghias donat,” imbuh Ivonne.
Lebih lanjut, Shinta menuturkan bahwa kegiatan berbelanja dan memasak ini dilaksanakan di luar sekolah dengan harapan anak-anak dapat menerapkan nilai yang ingin diajarkan secara aktual. Pelaksanaan kegiatan di luar sekolah juga diharapkan mampu memberikan pembelajaran lainnya untuk anak-anak KB Sanggar Ceria dan TPA Rumah Ceria. “Ini juga latihan untuk mereka mengekspresikan diri dan menyampaikan pendapat,” jelas Ivonne. Menurutnya, hal tersebut memang terlihat sederhana, tetapi di usia sedini itu keberanian mereka sangat baik jika dilakukan. Selain itu, melalui kegiatan ini diharapkan anak-anak dapat keluar dari zona nyamannya. “Berani berbelanja tanpa didampingi orang tua diusia mereka yang masih dua sampai empat tahun itu sudah sangat luar biasa,” tambah Shinta. Oleh karena itu, Shinta dan Ivonne berharap bahwa kegiatan ini dapat dilakukan secara terus-menerus dan lebih variatif dari tahun ke tahun. (yla, jv/vta/4186)
