Program Studi Doktor Fakultas Psikologi Ubaya Berikan Gambaran Mengenai Riset Psikologi Bencana samueldim January 27, 2023

Program Studi Doktor Fakultas Psikologi Ubaya Berikan Gambaran Mengenai Riset Psikologi Bencana

Reportase Warta Ubaya (@wartaubaya)

Jumat, 27 Januari 2023, Program Studi Doktor Fakultas Psikologi Universitas Surabaya (FP Ubaya) menyelenggarakan Seminar Doktor Psikologi dengan topik diskusi Riset tentang Psikologi Bencana. Acara bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai riset psikologi bencana kepada khalayak umum. Kegiatan yang diselenggarakan secara daring melalui platform Zoom ini dihadiri oleh ratusan peserta kalangan umum. Dr. Listyo Yuwanto, S.Psi., M.Psi., selaku Dosen Doktor FP Ubaya hadir sebagai pembicara dalam acara ini.

Listyo menyebutkan bahwa Indonesia memiliki disaster risk (risiko bencana) yang tinggi dan semua variasi bencana. “Bencana sendiri merupakan sebuah kejadian yang mengganggu kehidupan normal dan mengakibatkan penderitaan hingga melampaui kapasitas manusia untuk menyesuaikan diri atau mengatasinya,” paparnya. Berkenaan dengan hal ini, terdapat kaitan antara ilmu psikologi dengan bencana yang terjadi. “Adapun tiga peran psikologi sebagai ilmu untuk meningkatkan kapasitas dalam menghadapi bencana,” ucap Listyo.

Peran tersebut yakni menjelaskan bagaimana dan mengapa suatu tingkah laku terjadi; memprediksi dengan harapan dapat membuat peramalan perilaku; dan pengendalian agar dapat mengendalikan atau mempertahankan perilaku yang adaptif. “Ketiga peran itu tentunya akan lebih optimal apabila kita juga berkolaborasi dengan bidang ilmu lain,” jelas Listyo.

Beralih pada riset psikologi bencana, Listyo memaparkan tentang peta riset yang digunakan olehnya di beberapa waktu lalu. Peta riset tersebut terdiri dari tema (assessment dan intervention), partisipan (penyintas, relawan, dan profesional), teori (pengujian dan pengembangan), metode (kuantitatif, kualitatif, dan mixed method), pendekatan (psikologi dan multiperspektif), dan kebijakan. Terkait aspek teori, Listyo menyampaikan bahwa hal ini tergantung pada level penelitinya. “Umumnya, mahasiswa S1 melakukan pengujian; S2 melakukan pengujian yang lebih kompleks; dan S3 melakukan pengembangan,” tutur Listyo.

Sesi pemaparan materi oleh Listyo menarik perhatian para peserta untuk bertanya melalui tautan yang disediakan. Adapun pertanyaan yang diajukan oleh salah satu peserta. “Apakah ada insight menarik mengenai bencana, Pak?” tanyanya. Menjawab hal tersebut, Listyo menjelaskan bahwa literasi mengenai bencana masih kurang. “Bencana dari sudut pandang kita sering kali dikaitkan dengan kemarahan atau sanksi dari Tuhan maupun cobaan atau azab,” jelas Listyo. Padahal, terdapat pula bencana yang terjadi karena perbuatan manusia. (RE1, jes/ven/4150)