Pengabdian Fakultas Kedokteran Ubaya, Berdayakan Edukasi Kesehatan Reproduksi Perempuan samueldim December 13, 2022

Pengabdian Fakultas Kedokteran Ubaya, Berdayakan Edukasi Kesehatan Reproduksi Perempuan

Universitas Surabaya (Ubaya) berkomitmen untuk berdampak kepada masyarakat sekitar. Terkhususnya melalui kegiatan dosen dan mahasiswa Fakultas Kedokteran Ubaya yang dilaksanakan pada Sabtu, 10 Desember 2022. Dengan tajuk “Pemberdayaan Perempuan Melalui Edukasi Kesehatan Reproduksi dan Pemeriksaan Pap Smear sebagai Upaya Deteksi Dini Penyakit Kanker Leher Rahim pada Perempuan di Kelurahan Putat Jaya, Surabaya”.

Pengabdian ini diketuai oleh dr. Anita Dahliana, M.Kes., AAAK, dengan tim beranggotakan dr. Ardyan Prima Wardhana, Sp.An., dr. Katharina Merry Apriliani Angkawidjaja, M.H., Sp.KJ., selaku Dosen Fakultas Kedokteran Ubaya, serta bantuan rekan-rekan mahasiswa Fakultas Kedokteran Ubaya, Moh. Sultan Takdir, Laurens Rangga Dima, Nindita Aurelia Surbakti, Leonardo Tanur, Muhammad Refi Fahreza. Pada kesempatan ini Fakultas Kedokteran Ubaya juga dibantu oleh Kelurahan Putat Jaya, Puskesmas Putat Jaya, dan kader-kader RW 3, RW 10, dan RW 11.

“Kami melakukan peningkatan pengetahuan tentang kanker leher rahim, faktor risiko dan cara pencegahannya,” ungkap Anita. Ia pun menerangkan bahwa edukasi tersebut difokuskan untuk melakukan skrining dengan pap smear. Konseling personal juga dilakukan kepada masing-masing peserta setelah hasil pemeriksaan pap smear sudah jadi. “Selain itu peserta juga diberikan ketrampilan cara melakukan Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI).

Kawasan Kupang Gunung Timur I atau yang sering disebut Gang Dolly dikenal sebagai tempat eks lokalisasi prostitusi. “Pasca penutupan, Dolly memiliki banyak masalah dalam beberapa aspek. Salah satunya masalah kesehatan,” ungkap Anita serius. Pasalnya, dengan pola hidup yang berganti ndash; ganti pasangan, maka risiko kanker serviks dan infeksi menular seksual juga meningkat.

Melalui pengabdian ini ia berharap dapat memberi dampak nyata salah satunya melalui peningkatan pengetahuan dan ketrampilan tentang kanker serviks, faktor risiko dan cara pencegahan nya, mendeteksi dini angka kejadian kanker serviks. “Dan juga penurunan jumlah komplikasi akibat keterlambatan penanganan kanker serviks,” tutup Anita. (sml/ist)