Dengan 5G, Internet Makin Kencang, Lalu Buat Apa? hayuning January 14, 2020

Dengan 5G, Internet Makin Kencang, Lalu Buat Apa?

Sebelum menjawab pertanyaan ini, barangkali masih banyak juga yang skeptis akan kehadiran 5G di Indonesia. Bagaimana tidak, teknologi yang ada sekarang saja yaitu 4G belum dapat dinikmati pada level terbaiknya. Menurut riset yang dirilis tahun 2019, kecepatan rata-rata internet 4G Indonesia hanya berada pada urutan 72 dari 77 negara [1]. Lebih tepatnya Indonesia memiliki kecepatan internet 4G untuk download maksimum pada angka 18,5 Mbps dengan kecepatan rata-rata hanya 8,6 Mbps. Bandingkan dengan Korea Selatan yang memiliki kecepatan rata-rata 47,1 Mbps.

Berapa kecepatan internet dari teknologi 5G itu sendiri? Operator Verizon di Amerika Serikat pernah mengujinya dan mendapati kecepatannya hingga tembus 1 Gbps [2]. Sementara itu, salah satu operator seluler di Indonesia juga pernah menguji coba kecepatan internet 5G. Hasil ujicoba tersebut menghasilkan angka 887 Mbps [3]. Sungguh kecepatan yang luar biasa.

Kecepatan yang begitu besar, tentu tidak efisien jika hanya dipakai untuk sekedar menonton video di Youtube. Mengutip pernyataan dari direksi salah satu operator seluler di Indonesia pada waktu itu, kecepatan internet 5G yang begitu besar sejatinya bukanlah untuk manusia [4]. Maksudnya, jika hanya dipergunakan untuk aktivitas sehari-hari manusia seperti chatting, streaming video atau musik, mengirim foto dan video, tentu tidak efisien. Aktivitas-aktivitas tersebut cukuplah jika hanya ditunjang oleh teknologi 4G. Teknologi 5G akan lebih terasa manfaatnya jika dioptimalkan untuk layanan IoT (Internet of Things).

IoT itu bukanlah sekedar bicara tentang sebuah benda yang mampu menghubungkan dirinya dengan jaringan internet. Tetapi ia juga memiliki setidaknya sebuah sensor untuk membaca lingkungannya dan mengirimkan data hasil pembacaan dari sensornya melalui jaringan internet kepada sistem tujuan untuk kemudian diolah lebih lanjut baik secara otomatis atau secara manual oleh manusia. Beberapa benda mungkin juga dilengkapi dengan suatu mekanisme untuk merespon perintah yang dikirimkan kepadanya.

Contohnya adalah alat yang berupa kamera pengawas CCTV. Saat ini banyak dijual bebas kamera pengawas CCTV dengan harga hanya ratusan ribu Rupiah. Sebagai sebuah kamera pengawas, tentu saja sensor utamanya adalah untuk menangkap cahaya dari luar hingga dapat membentuk sebuah gambar. Kamera pengawas ini dapat dihubungkan melalui jaringan internet untuk mengirimkan gambar ke suatu server. Anda pemilik rumah dapat terus memonitor kondisi rumah melalui perangkat smartphone dengan satu aplikasi tertentu yang juga terkoneksi ke server yang sama. Kamera pengawas ini juga dapat menerima perintah yang Anda kirimkan dari smartphone, misalkan perintah untuk menggerakkan arah kamera untuk mengambil gambar pada sudut yang lainnya, melakukan zoom-in/ zoom-out, mengaktifkan infrared/ night mode, dan sebagainya.

Kebanyakan IoT yang ada sekarang yang menyasar end-user, semuanya akan terhubung dengan perangkat smartphone di genggaman sebagai pusat kontrol. Jika perangkat IoT nya sendiri dikatakan butuh teknologi 5G untuk mengoptimalkan kinerjanya, tentu harus diimbangi juga dengan kehadiran smartphone yang sama-sama menggunakan teknologi 5G agar bisa memberikan pengalaman terbaik bagi si pengguna. Di awal tahun 2020, sejumlah pabrikan mulai meluncurkan seri smartphone yang telah mendukung 5G. Maka dari itu, tunda dulu keinginan untuk membeli smartphone baru hingga menemukan model smartphone 5G terbaik versi Anda.

Sumber:
[1] https://tekno.kompas.com/read/2019/02/22/07390037/kecepatan-internet-4g-indonesia-peringkat-72-dari-77-negara
[2] https://inet.detik.com/telecommunication/d-4554117/wow-kecepatan-5g-di-as-tembus-1-gbps
[3] https://tekno.kompas.com/read/2019/12/02/20370037/menguji-kecepatan-internet-5g-telkomsel-di-batam-berapa-kencang
[4] https://inet.detik.com/telecommunication/d-3506944/kecepatan-super-5g-bukan-untuk-manusia

Penulis:
Hendra Dinata, M.Kom
Dosen Teknik Informatika