Makna Idul Adha : Kesuksesan Membutuhkan Pengorbanan hayuning August 12, 2019

Makna Idul Adha : Kesuksesan Membutuhkan Pengorbanan

Listyo Yuwanto

Fakultas Psikologi Universitas Surabaya

Momen Hari Raya Idul Adha selalu identik dengan ritual pengorbanan hewan korban. Pengorbanan tidak hanya sekadar melakukan pemotongan hewan korban sesuai syariat agama tetapi selalu ada makna dibaliknya. Nabi Ibrahim telah memberikan suri tauladan kesuksesan dalam memenuhi perintah Allah SWT. Nabi Ibrahim sukses mencapai keimanan melalui berbagai usaha dan pengorbanan. Kesuksesan membutuhkan pengorbanan dan keberserahan kepada Allah SWT terhadap usaha dan pengorbanan yang telah dilakukan, itu yang perlu kita contoh dalam kisah hidup Nabi Ibrahim.

Tidak ada kesuksesan yang instan, namun membutuhkan kesempatan dan pengorbanan. Sudah banyak contoh kesuksesan yang dapat kita temui dalam kehidupan sehari-hari yang meliputi kesuksesan dalam bekerja, pengasuhan, pendidikan, relasi, ataupun berbagai bentuk kesuksesan yang lain. Apabila kita cermati satu persatu setiap kisah kesuksesan yang diraih selalu didahului adanya kesempatan dan pengorbanan. Namun seringkali kita mengharapkan adanya kesuksesan yang instan.

Terdapat faktor internal dan eksternal yang membentuk adanya harapan kesuksesan instan. Pertama faktor internal yaitu hakikat dasar manusia adalah mencari kesenangan setinggi-tingginya dan menghindari kesulitan. Dengan hakikat dasar tersebut manusia cenderung lebih melihat hasil akhir yang diraih para orang sukses namun tidak melihat jatuh-bangunnya proses mencapai kesuksesan.

Kedua faktor eksternal yaitu pengaruh atau stimulasi lingkungan melalui berbagai bentuk informasi atau persuasi yang mengarah adanya proses intan mencapai kesuksesan yang belum tentu berhasil. Sebagai contoh iklan tentang kemampuan berhitung, awalnya ada seorang siswa yang cenderung kurang bersemangat dalam menempuh pendidikan. Kemudian siswa tersebut meminum sebuah suplemen dan dampaknya langsung terlihat siswa mampu menguasai kemampuan berhitung yang sangat baik. Iklan tersebut hanya menggambarkan kesulitan yang dialami siswa dan solusi meminum suplemen tanpa adanya usaha yang ditampilkan. Iklan atau bentuk persuasi tentang kesuksesan instan seringkali kita temui tanpa adanya keseimbangan informasi di dalamnya bahwa kesuksesan membutuhkan pengorbanan atau usaha.

Kombinasi antara faktor internal hakikat dasar manusia yang ingin mencapai kesuksesan tanpa kesulitan dan faktor eksternal persuasi kesuksesan instan makin mendorong individu untuk tidak berusaha mengoptimalkan usahanya. Hakikat dasar manusia mencapai sesuatu yang menyenangkan dan menghindari hambatan bukan berarti tanpa usaha. Jangan hanya melihat kesuksesan orang lain di hasil akhirnya tetapi harus melihat proses pencapaian keberhasilannya. Terakhir jangan terlalu mudah percaya terhadap iklan ataupun bentuk persuasi kesuksesan instan, karena apabila kesuksesan instan tersebut benar maka setiap orang akan mencapai kesuksesan yang sama dan tidak akan ada kisah sukses yang diwarnai haru biru perjuangan di dalamnya termasuk keberserahan serta kepasrahan terhadap Allah SWT.