Idul Fitri : Pengingat Kembali Sisi-sisi Kemanusiaan fadjar June 25, 2018

Idul Fitri : Pengingat Kembali Sisi-sisi Kemanusiaan

Listyo Yuwanto

Fakultas Psikologi Universitas Surabaya

Bulan Ramadhan adalah bulan penggemblengan keimanan, sebulan penuh di bulan Ramadhan berbagai amalan dan ibadah dijalankan. Tibalah saatnya merayakan hari kemenangan di hari Raya Idul Fitri. Idul Fitri memberikan kebahagiaan setelah berjuang di bulan Ramadhan. Berjuang menjalankan ibadah puasa, tarawih, tadarus, infaq, tahajud, zakat, dan amalan lainnya. Di bulan Ramadhan selain beribadah kepada Allah SWT, juga diwajibkan untuk menjaga relasi dengan sesama manusia. Bulan Ramadhan juga memupuk sisi-sisi kemanusiaan. Menjaga relasi dengan sesama manusia ini tidak hanya dengan yang seagama tetapi juga dengan yang berbeda agama. Relasi yang baik melalui perbuatan-perbuatan terpuji dan mencegah menyakiti orang lain. Menjaga relasi yang baik dengan sesama menjaga amalan dan mencegah berkurangnya amalan di bulan Ramadhan.

Setiap umat Islam merindukan bertemu bulan Ramadhan, bulan yang penuh berkah dan ampunan. Keberhasilan perjuangan kita di bulan Ramadhan tidak hanya dirayakan saat Idul Fitri, tetapi dievaluasi dari perilaku kita setelah bulan Ramadhan. Dari sisi ibadah dan amalan apakah setelah di bulan Ramadhan, kita masih bisa mempertahankan giat ibadah dan amalan yang telah kita lakukan. Di bulan Ramadhan semua ibadah yang kita lakukan begitu antusiasnya kita laksanakan dan itulah keistimewaan bulan Ramadhan. Tantangannya, bagaimana setelah kita tidak lagi di bulan Ramadhan? Demikian halnya relasi dengan sesama manusia, di bulan Ramadhan begitu hangatnya relasi kita dengan sesama. Di bulan Ramadhan, berbuka puasa bersama baik dengan saudara, keluarga, dan teman-teman menjadi semangat dan penambah keceriaan berpuasa. Berbuka puasa juga dilakukan bersama dengan anak yatim, dhuafa, dan dengan saudara-saudara yang berbeda agama. Sungguh indah momen Ramadhan yang menggambarkan tentang Rahmah (kasih), yang mendorong untuk menjalankan ibadah kepada Allah SWT dan berbuat baik kepada sesamanya. Ramadhan menjadi wujud toleransi dan keharmonisan dalam keberagaman di Indonesia.

Indonesia adalah negara yang sejak lahirnya diwarnai pluralisme, sehingga sewajarnya kita mempertahankan dan memupuk keharmonisan pluralisme dalam kehidupan berbangsa. Keharmonisan tersebut dapat terwujud melalui penerapan nilai-nilai kemanusiaan terutama kasih sayang sebagai bentuk keimanan kepada Allah SWT. Kasih sayang mendasari perilaku pengakuan terhadap hak-hak orang lain dan mendasari perilaku kebajikan kepada orang lain. Untuk mewujudkan keharmonisan, silaturahmi harus ditingkatkan sehingga juga dapat mewujudkan kebahagiaan. Idul Fitri adalah momen melakukan silaturahmi, maka manfaatkanlah libur Idul Fitri untuk bersilaturahmi. Di Indonesia, momen Idul Fitri menjadi momen silaturahmi nasional. Artinya silaturahmi saat Idul Fitri tidak hanya dilakukan umat Islam yang merayakan Idul Fitri, tetapi juga umat agama lain. Umat agama lain bersilaturahmi ke umat yang beragama Islam dan begitu pula sebaliknya. Itulah keindahan Ramadhan dan Idul Fitri di Indonesia yang majemuk. Pola silaturahmi seperti ini sudah berlangsung sejak dahulu dan sudah seharusnya dipertahankan sebagai bentuk perwujudan amalan terhadap sesama manusia. Amalan baik terhadap sesama manusia dapat diwujudkan dengan adanya saling menghargai dan menghormati seperti pepatah Jawa yang menyatakan Lek Koe Kroso Loro Dijiwet Ojo Njiwet Wong Liyo (Apabila Merasa Sakit Apabila Dicubit, Jangan Mencubit Orang Lain). Mereka yang seagama adalah saudara seaqidah, mereka yang berbeda agama adalah saudara sebangsa. Mari menjaga dan memperkuat relasi persaudaraan dengan sesama manusia untuk mewujudkan sisi-sisi kemanusiaan dalam kehidupan bernegara yang multikultur.

Selamat Idul Fitri 1439 H.