Tinjauan Psikologis Demam Pokemon Go fadjar July 25, 2016

Tinjauan Psikologis Demam Pokemon Go

Listyo Yuwanto

Fakultas Psikologi Universitas Surabaya

Pokemon Go sedang populer, dimainkan banyak orang di berbagai negara karena keseruan dan kesenangannya, menjadi topik perbincangan dan kritikan karena dampak negatif yang ditimbulkannya serta berbagai anjuran memainkan secara aman dan larangan untuk memainkannya. Banyak kajian tentang Pokemon Go berdasarkan tinjauan teknologi, sosiologi, kesehatan, dan dalam tulisan ini akan dikaji dari sisi psikologi dengan fokus perilaku bermain Pokemon Go.

Perilaku individu ditentukan adanya faktor pendorong perilaku demikian halnya perilaku bermain Pokemon Go. Pokemon Go merupakan kelanjutan dari gamePokemon yang sebelumnya telah populer. Layaknya sebuah produk yang telah dikenal memiliki kualitas yang baik maka akan membentuk brand imageyang baik pada konsumen. Maka produk dengan brand yang sama seperti Pokemon Go sebagai kelanjutan Pokemon juga akan memiliki brand imageyang positif sehingga mendorong individu memainkannya karena di pikiran sudah terbayang keseruan, keunikan, kemenarikan, dan kesenangan. Hal ini serupa dengan fenomena permainan sepak bola PES, Street Fighter, need for speed, dan gamelainnya yang kemudian dibuat sekuel meskipun Pokemon Go memiliki keunikan dibandingkan dengan gamegametersebut. Setiap sekuel atau pengembangannya selalu ditunggu untuk dimainkan. Permainan Pokemon Go bukan hanya sekadar permainan yang menunjukkan individu bermain hanya untuk bermain atau memuaskan kebutuhan bermainnya (playmirth need) tetapi terdapat faktor-faktor lainnya yang akan dibahas berikut.

Virtual realityitulah yang dikembangkan dalam permainan Pokemon Go. Salah satu kriteria gameyang menarik adalah kemiripan dalam kehidupan sehingga hampir semua pengembang gamemenampilkan jenis permainan semirip mungkin dalam kehidupan sehari-hari misalnya permainan mengelola peternakan, memasak, dan sejenisnya. Selain jenis permainan untuk mencapai virtual realityyang baik dengan mengembangkan tampilan atau grafis game. Caranya dengan tampilan tokoh, lingkungan, dan suasana yang semirip mungkin dengan kenyataan. Misalnya dalam permainan sepak bola PES nama-nama pemainnya sama dengan kenyataan, wajahnya serta bentuk tubuh semirip mungkin, dan nama stadion serta bentuk stadion yang sama seperti aslinya. Dengan demikian ketika memainkan gameindividu seperti melakukannya dalam kenyataan sehingga menjadi pendorong perilaku bermain game. Pokemon Go memiliki inovasi dalam virtual realitydengan memanfaatkan aplikasi dan koneksi jaringan. Dengan perkembangan teknologi dan informasi gamePokemon Go bisa dimainkan layaknya perpaduan Global Positioning Sytem (GPS) dan Google Earth yang menunjukkan posisi pemain dan Pokemon yang harus ditangkap. Di area atau lokasi tertentu akan terdapat Pokemon tertentu yang bisa ditangkap. Merupakan keseruan luar biasa saat pemain berada di tempat tertentu dan kemudian menyalakan aplikasi permainan Pokemon Go dan di tempat tersebut terdapat Pokemon maka yang biasanya terpikir adalah ‘mari berburu Pokemon’, atau ‘sebentar mau menangkap Pokemon dulu’, dan ungkapan-ungkapan sejenis. Inovasi ini yang belum pernah ada di game-gamesebelumnya sehingga menjadi magnet luar biasa untuk memainkannya.

Pokemon Go yang sedang boomingmendorong orang-orang yang belum memainkannya untuk memainkannya. Isu yang muncul adalah ketika sesuatu yang boomingbelum dicoba maka tidak memiliki identitas yang sama dengan orang kebanyakan. Individu khawatir atau tidak nyaman ketika tidak mengikuti trend apalagi salah satu trend yang selalu dibahas di media dan jejaring sosial. Individu memainkan Pokemon Go untuk memenuhi kebutuhan menjadi sama dengan orang lain, mengikuti perkembangan trend, serta teknologi. Bahkan yang awalnya tidak mengetahui Pokemon kemudian memainkannya, yang dulunya menilai Pokemon hanya film dan permainan anak-anak kemudian memainkannya. Fenomena ini serupa dengan film Conjuring jilid dua, banyak orang tertarik melihat karena trend film Conjuring. Terdapat orang-orang yang tidak menonton Conjuring jilid satu atau sebelumnya tidak mengetahui Conjuring film tentang apa kemudian menonton. Bahkan yang dulunya anti nonton film horor atau berpendapat rugi menonton film untuk ditakuti kemudian menonton Conjuring meskipun saat menonton tidak fokus menonton terpenting sudah menonton.

Pokemon Go merupakan permainan yang menstimulasi rasa ingin tahu, mencari, atau menyelidiki dan kompetisi bagi para pemainnya. Kompetisi ini bisa dalam dua bentuk yaitu kompetisi dengan diri sendiri dan kompetisi dengan orang lain. Dalam gamePokemon Go terdapat jenis-jenis Pokemon yang mudah ditangkap karena sering muncul di beberapa lokasi, tetapi terdapat jenis Pokemon yang langka untuk bisa ditemukan dan ditangkap. Selain itu juga terdapat tingkat kesulitan lokasi penangkapan Pokemon dengan demikian akan menstimulasi cognizance needdan achievement needdari para pemainnya. Pemain memiliki target berkompetisi dengan diri sendiri atau orang lain dalam menangkap Pokemon.

Game Pokemon Go juga menstimulasi recognitionneedyaitu kebutuhan untuk mendapatkan pengakuan. Saat pemain berhasil menangkap Pokemon maka umumnya akan ditampilkan di jejaring sosial sehingga memunculkan rasa bangga. Terutama apabila jenis Pokemon yang termasuk langka dan sulit ditangkap berhasil ditangkap maka akan mendapatkan pujian dari orang lain. Ahli pemburu Pokemon Go atau master gamePokemon Go begitulah sematan yang diberikan komunitas gamepada pemain yang berhasil mencapai skor tertinggi atau menyelesaikan tantangan tersulit dalam suatu game.

Pada masa manusia purba manusia juga termasuk mahluk pemburu untuk bisa tetap surviveatau bertahan hidup. Naluri pemburu pada manusia tetap ada hingga saat ini meskipun telah tersublimasi dalam bentuk-bentuk aktifitas yang lebih dapat diterima secara sosial dan norma. Artinya naluri atau kebutuhan berburu secara nyata tetap ada dan membutuhkan pemuasan dan terfasilitasi dalam permainan Pokemon Go. Melalui penjelasan ini bermain Pokemon Go merupakan pemenuhan kebutuhan aktualisasi diri. Mengenai aktualisasi diri terdapat individu-individu yang memiliki keinginan menjadi pemburu tetapi keinginannya tersebut tidak tercapai melalui permainan Pokemon Go bisa mengaktualisasikan dirinya menjadi pemburu dalam permainan tersebut. Pola demikian sama seperti permainan need for speedatau permainan balap lainnya yang memfasilitasi aktualisasi diri individu menjadi pembalap. Permainan winning eleven, PES, atau permainan sepak bola lainnya yang memfasilitasi aktualisasi diri individu menjadi pemain bola. Intinya gamememfasilitasi aktualisasi diri yang terhambat dalam kenyataan melalui bermain gametersebut.

Pokemon Go merupakan salah satu perkembangan teknologi yang tentunya ke depan akan diikuti dengan perkembangan-perkembangan yang lain. Layaknya perkembangan teknologi yang sebelumnya telah ada, selalu terdapat dampak positif dan negatif. Tujuan utama perkembangan teknologi adalah membantu kehidupan manusia, kuncinya penggunaannya harus tepat guna dan penggunaan tepat guna ini kembali pada sisi individu, komunitas, organisasi, dan sistem.