Renungan Makna Berpuasa : Nanti Apa Makan?Nanti Berbuka Dengan Apa? fadjar June 30, 2015

Renungan Makna Berpuasa : Nanti Apa Makan?Nanti Berbuka Dengan Apa?

Listyo Yuwanto

Fakultas Psikologi Universitas Surabaya

Berpuasa Ramadhan merupakan ibadah wajib bagi umat Islam sebagai bentuk keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT. Dengan berpuasa, umat Islam digembleng keimanannya dengan mengelola hawa nafsu, meningkatkan ibadah, dan mengurangi perilaku yang mengarah pada keburukan. Selain itu makna berpuasa adalah umat Islam belajar merasakan kondisi orang lain yang mengalami kekurangan sehingga untuk memenuhi kebutuhan makan sehari-hari juga terbatas.

Terdapat perbedaan yang sangat jelas antara orang yang beruntung secara ekonomi dengan orang yang mengalami kekurangan melalui sebuah pertanyaan. Orang-orang mampu memiliki pertanyaan ‘besok makan dengan apa?’, sedangkan orang-orang kurang mampu pertanyaannya seperti berikut ‘besok apa makan?’. Pertanyaan orang mampu menunjukkan adanya kebutuhan yang lebih tinggi berkaitan dengan kebutuhan fisiologisnya sehingga mulai memikirkan variasi dari pemenuhan kebutuhan tersebut. Sedangkan orang-orang yang tidak mampu karena adanya kekurangan yang dipikirkan lebih ke arah apakah mampu memenuhi kebutuhannya tersebut karena adanya kemungkinan tidak mampu memenuhi.

Melalui ibadah puasa di bulan Ramadhan, umat Islam diajarkan untuk merasakan kondisi orang-orang tidak mampu. Meskipun mereka memiliki uang yang cukup untuk membeli makanan dan minuman, tetapi sebelum berbuka tidak boleh mengkonsumsinya. Begitu juga untuk berbuka, makanan dan minuman yang disantap untuk berbuka juga sebaiknya sesuai dengan esensi puasa itu sendiri artinya tidak makan dan minum berlebihan sebagai bentuk pembalasan karena seharian tidak makan dan minum. Layaknya orang-orang yang tidak mampu, ketika mereka mendapatkan rejeki yang bisa digunakan membeli makanan dan minuman juga secukupnya untuk mengganjal perut.

Apabila kita cermati, banyak juga umat Islam di keseharian berpuasa di bulan Ramadhan tidak mencerminkan pembelajaran kondisi ketidakmampuan orang lain. Namun malah makin menunjukkan kemampuannya dengan makan dan minum berlebihan saat berbuka puasa. Makanan dan minuman yang dikonsumsi saat berbuka puasa variasinya melebihi saat tidak berpuasa. Fokus kesehariannya saat berpuasa juga dengan pertanyaan nanti berbuka puasa di mana enaknya? Nanti berbuka dengan apa? Menu buka puasa jangan sama dengan sebelumnya, bahkan mengada-adakan dengan tujuan berbuka puasa terasa menjadi lebih nikmat. Mungkin mereka melupakan rasanya lapar ketika akan dipenuhi dengan makanan apapun yang mampu memenuhi kebutuhan rasa lapar maka makanan apapun itu akan terasa nikmat.

Perilaku-perilaku berlebihan saat berbuka puasa kurang merefleksikan makna puasa yang menggambarkan tentang keprihatinan, pengakuan dan kesadaran tentang kelemahan manusia di depan Allah SWT. Bandingkan dengan orang-orang yang kurang mampu dan berpuasa, pertanyaannya bisa jadi seperti apa nanti makan saat berbuka puasa? Oleh karena itu seringkali diadakan acara berbuka puasa dengan para fakir miskin agar mereka bisa merasakan nikmatnya berbuka puasa. Bukannya makin menunjukkan jurang perbedaan antara yang mampu dan tidak mampu. Maka berpuasa dapat menjadi salah satu sarana kepekaan sosial terhadap sesama yang kurang mampu. Mari kita renungkan bersama tentang makna berpuasa, semoga amal ibadah berpuasa kita diterima Allah SWT, Aamiin.