Buka Puasa Bersama Sebagai Wujud Harmonious Life in Multicultural Community fadjar July 22, 2013

Buka Puasa Bersama Sebagai Wujud Harmonious Life in Multicultural Community

Listyo Yuwanto
Fakultas Psikologi Universitas Surabaya

Universitas Surabaya merupakan lembaga pendidikan tinggi yang menekankan pada nilai multikulturalisme. Hal ini ditunjukkan dengan bervariasinya etnis yang bekerja sebagai dosen, karyawan, dan mahasiswa di Universitas Surabaya. Mulai dari etnis Jawa, etnis Tionghoa, serta beberapa etnis lain misalnya etnis Batak, etnis Madura, etnis Bugis, dan lainnya. Multikulturisme di Universitas Surabaya juga ditunjukkan dengan adanya berbagai keyakinan yang dianut civitas akademikanya, mulai dari Kristen, Katolik, Islam, Hindu, Buddha, dan Khonghucu.


Universitas Surabaya memiliki semboyan harmonious life in multicultural community, yang menekankan adanya interaksi mutualisme. Interaksi mutualisme adalah interaksi yang di dalamnya terjadi hubungan akrab secara emosional. Bentuk interaksi mutualisme berbeda dengan surface contact, surface contact dicirikan dengan berinteraksi lebih didasarkan pada adanya pemenuhan kebutuhan individu dan tidak terjadi ikatan emosional, ketika kebutuhan telah terpenuhi dalam relasi tersebut maka relasi akan berakhir. Interaksi mutualisme diwujudkan dalam bentuk pertemanan yang berkembang menjadi persahabatan, atau hubungan yang lebih mendalam secara emosional .


Banyak contoh ditemukan adanya interaksi mutualisme antara mahasiswa dalam kehidupan perkuliahan ataupun kehidupan sosial di luar perkuliahan. Mulai bekerja dalam kelompok ketika mengerjakan tugas sampai, hubungan pertemanan akrab, dan sebagai pasangan. Di bulan Ramadhan, banyak kita temukan beberapa kelompok mahasiswa Universitas Surabaya yang mengadakan buka puasa bersama. Kelompok mahasiswa tersebut beragam etnisnya dan beragam keyakinannya, tidak hanya yang beragama Islam.
Sebagai contoh acara buka puasa bersama yang diadakan asisten mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Surabaya. Acara buka puasa bersama ini dilakukan bersamaan dengan pembubaran asisten semester genap 2012-2013. Acara buka puasa bersama tidak hanya sekadar formalitas untuk menunjukkan adanya toleransi antar umat beragama ataupun sekadar makan bersama. Tetapi acara ini didasarkan pada adanya ikatan emosi yang telah terbentuk antara asisten mahasiswa.


Beberapa dari mereka ada yang berasal dari satu angkatan dan berbeda angkatan. Beberapa dari mereka merupakan satu kelompok akrab dalam kehidupan di luar perkuliahan. Terdapat persamaan dari mereka, yaitu adanya ikatan emosi tidak hanya sekadar sebagai teman. Interaksi mutualisme ini tidak terbentuk dengan sendirinya. Namun ada upaya dari fakultas yang telah memfasilitasi dalam bentuk kegiatan di luar perkuliahan seperti exploring myself camp dan self help camp. Bentuk-bentuk kegiatan yang dirancang timbulnya suasana guyup antara mahasiswa sehingga mahasiswa tidak hanya berorientasi pada kinerja atau nilai akademik.


Hal ini menunjukkan bahwa semboyan harmonious life in multicultural community di Universitas Surabaya telah diwujudkan dalam bentuk interaksi mutualisme. Interaksi mutualisme sebagai perwujudan multikulturalisme tidak dapat diajarkan dalam bentuk perkuliahan formal namun dapat diajarkan dalam bentuk experiencial learning. Hal utama yang harus dikuasai mahasiswa sebagai bekal dalam kehidupan bermasyarakat adalah kemampuan hidup secara harmonis dalam masyarakat yang multikultur karena Negara Indonesia sejak dahulu adalah negara multikultur.