Arti Uang Receh fadjar December 6, 2012

Arti Uang Receh

Listyo Yuwanto
Fakultas Psikologi Universitas Surabaya

Banyak dari kita yang menilai uang receh tidak terlalu penting karena yang utama adalah uang yang memiliki nominal tinggi. Namun uang receh memiliki arti yang sama seperti uang yang memiliki nominal tinggi sesuai dengan daya gunanya (baca daya beli). Tulisan ini menggambarkan tentang arti uang receh dalam kehidupan sehari-hari yang mungkin tidak disadari.

Penyelamatan dari uang receh. Pengalaman teman penulis ketika mengalami kecopetan di sebuah mall sehingga tidak dapat membayar minunan ringan yang telah dibeli. Teman penulis kemudian teringat di sakunya terdapat uang receh kembalian dari membayar di toilet sebesar empat ribu rupiah. Pengalaman penulis sendiri ketika pergi ke Jogjakarta dan terlupa membawa dompet berisi uang. Tetapi di tas pinggang penulis yang terbiasa menyimpan sisa uang kembalian dalam bentuk receh lima ratus dan dua ratus rupiah, ternyata setelah dihitung mencapai sekitar sepuluh ribu rupiah dapat digunakan untuk membeli makanan di stasiun Madiun. Baru di Jogjakarta baru bisa mengambil uang di ATM. Uang receh dari sisa kembalian transaksi apapun, bisa Anda simpan sehingga ketika terus menerus membiasakannya maka jumlahnya akan tidak Anda duga ketika suatu saat Anda menghitungnya.

Pertanyaan ini muncul dari pengalaman penulis dan beberapa teman penulis, apakah Anda sering tidak mempermasalahkan ketika sopir taksi atau penjual memberikan kembalian yang tidak sesuai karena hanya selisih berapa rupiah saja? Misalnya kembalian yang seharusnya Anda terima adalah dua ribu lima ratus, tetapi uang kembalian hanya dua ribu karena tidak ada uang receh lima ratus rupiah. Terbayang tidak apakah sopir taksi atau penjual tersebut dalam posisi Anda ketika Anda membayar barang atau jasa seharga dua ribu lima ratus tetapi Anda hanya memiliki uang dua ribu rupiah saja? Memang mungkin uang tersebut tidak terlalu berarti bagi Anda, tetapi siapa tahu suatu saat kondisi Anda seperti itu, maka uang seratus rupiah pun ketika Anda tidak memilikinya saat itu, menjadi uang yang sangat berharga.

Penjual seringkali memberi uang kembalian seratus rupiah dengan bentuk permen karena tidak ada uang receh seratus rupiah. Bila posisi dibalik, Anda harus membayar barang dengan terdapat satuan nominal uang seratus rupiah, dan Anda ganti dengan bentuk permen atau cokelat? Maka seringlah menyimpan uang receh sehingga Anda dapat membayar satuan harga barang seratus rupiah dengan uang receh seratus rupiah sehingga Anda tidak dirugikan dengan bentuk permen yang tidak dapat Anda manfaatkan untuk transaksi secara resmi.

Pengamen jalanan yang bernyanyi dari rumah ke rumah, warung, ataupun bis kota penghasilannya dari uang receh yang diberikan. Bagi pemberi uang receh yang diberikan tidak berarti banyak bahkan termasuk sisa-sisa sehingga ikhlas memberikannya, namun bagi pengamen uang receh sangat berarti. Karena dari recehan per recehan yang mereka terima setelah dikumpulkan dalam satu hari, satu minggu dan bulan itu menjadi penghasilan dan gantungan hidup mereka.

Beberapa donasi ataupun pengumpulan dana untuk korban bencana ataupun kegiatan sosial biasanya juga memberikan slogan recehan untuk kemanusiaan. Dengan memberikan bantuan uang receh seratus sampai seribu rupiah per orang, siapa yang mengira setelah dihitung bisa menghasilkan dana bantuan yang cukup besar dan bermakna bagi yang membutuhkan.

Refleksi pembalajaran yang dapat ditarik adalah, mari kita mulai menghargai uang receh sekecil apapun nominalnya, dan mari memanfaatkan uang receh kita sesuai dengan kepentingan yang tepat. Semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi pembaca.