Mengenal Prospek Karir dan Inovasi dalam Elektronika dan Mekatronika samueldim December 11, 2022

Mengenal Prospek Karir dan Inovasi dalam Elektronika dan Mekatronika

Reportase Warta Ubaya (@wartaubaya)

Minggu, 11 Desember 2022, Kelompok Studi Mahasiswa Teknik Elektro Universitas Surabaya (KSM-TE Ubaya) mengadakan webinar. Bertajuk “Mengenal Bidang Pekerjaan Automation, Robotics, and Mechatronics Engineer: Power Systems, Connected and Automated Vehicles”, webinar ini diharapkan dapat membantu mahasiswa Ubaya untuk lebih mengenal profesi pada bidang mekatronika, robotika, dan otomatisasi industri. Materi pada webinar ini dibawakan oleh Agung Prayitno, S.T., M.Eng., Ph.D., selaku Connected Vehicle Researcher di Program Studi Teknik Elektro Ubaya dan juga I Putu Aditya Perdana Giri, S.T., M.Sc., selaku Electrical and Control Engineer Aquanet Power Ltd.. Puluhan peserta yang sebagian besar merupakan mahasiswa, alumni, dan dosen Teknik Elektro Ubaya menghadiri webinar ini yang diadakan melalui aplikasi Zoom.

‘Mobil dan smartphone yang keluar setiap tahunnya dengan produk dan fitur-fitur baru merupakan hasil dari research and development. Hal ini dilakukan agar industri tetap dapat bersaing dan tidak usang,” buka Agung. Salah satu faktor pendukung research and development adalah masukan-masukan dari pengguna atau customer. “Research and development diperlukan untuk mengatasi masalah-masalah yang ada pada konsumen,” terangnya. Agung menjelaskan bahwa dalam bidang transportasi, permasalahan dari para konsumen adalah kemacetan. “Akibat dari kemacetan ada banyak, seperti pemborosan bensin dikarenakan mobil harus berjalan pelan-pelan, kemudian menginjak gas dan rem,” jelas Agung. Waktu dan produktivitas juga menjadi permasalahan lain yang disebabkan oleh kemacetan.

Demi mengatasi permasalahan kemacetan, salah satu solusinya adalah connected and automated vehicle. “Automated vehicle adalah kendaraan yang dapat mampu bergerak dan memutuskan seluruh tindakan tanpa intervensi manusia. Sementara connected vehicle adalah kendaraan yang dapat bertukar informasi dengan infrastruktur lainnya,” jelasnya. Salah satu penerapan dari sistem tersebut adalah vehicle platoon, yaitu konvoi kendaraan otomatis yang saling bertukar informasi untuk terhubung satu dengan lainnya. “Vehicle platoon terdiri dari kendaraan leader dan follower. Setiap kendaraan follower akan melakukan sinkronisasi jarak antar kendaraan, percepatan, dan kecepatan terhadap leader,” ujar Agung. Ia mengumpamakan vehicle platoon dengan gerbong kereta api, tetapi tidak terhubung satu sama lain secara mekanik. Dengan penerapan vehicle platoon, diharapkan dapat menjadi opsi transportasi yang aman, efisien, dan hemat bahan bakar.

Setelah penyampaian materi, para peserta diberi kesempatan untuk bertanya, salah satunya Evelyn Margaretha. “Akankah peran sopir dapat digantikan oleh mobil otomatis?” tanyanya. Menurut Agung, hal tersebut tergantung dengan teknologi yang diterapkan. “Apabila semua kondisi lingkungan dapat dipersepsikan dengan baik oleh mobil seperti manusia, maka kontrolnya akan semakin mudah,” ujar Agung. Meskipun begitu, Agung masih belum mengetahui kapan mobil seperti itu akan keluar di pasaran. (cbw/vnd)