Politeknik Ubaya Gelar Pelatihan Jurnalistik dan Reportase untuk Siswa SMA/SMK, Tambah Ilmu tentang Majalah Digital samueldim November 29, 2022

Politeknik Ubaya Gelar Pelatihan Jurnalistik dan Reportase untuk Siswa SMA/SMK, Tambah Ilmu tentang Majalah Digital

Reportase Warta Ubaya (@wartaubaya)

Selasa, 29 November 2022 Politeknik Universitas Surabaya (Ubaya) menyelenggarakan pelatihan dengan tema “Jurnalistik dan Reportase”. Kegiatan ini merupakan salah satu rangkaian dari Majalah Digital (Madig) Competition tingkat nasional yang bertujuan memberikan pembekalan bagi para peserta. Drs. Agus Wijaya., S.Ag., M.M., selaku Dosen Program Studi Manajemen Pemasaran Politeknik Ubaya yang telah berpengalaman di bidang menulis hadir sebagai narasumber pada kegiatan kali ini. Sedikitnya ratusan peserta lomba dari kalangan Sekolah Menengah Atas/Kejuruan (SMA/K) di seluruh Indonesia turut berpartisipasi pada kegiatan yang digelar secara daring melalui Zoom Meeting.

Mengawali diskusi, Agus mengungkapkan bahwa terdapat kriteria khusus yang perlu diterapkan ketika hendak menulis sebuah artikel. “Penulisan artikel harus memenuhi beberapa kriteria, yaitu: penting, menarik, informasi bersifat aktual atau terbaru, populer atau diketahui banyak orang, serta bermanfaat,” papar Agus. Selain kriteria tersebut, penggunaan bahasa juga penting untuk diperhatikan. Agus menuturkan bahwa kalimat efektif adalah kalimat yang pendek atau singkat, sehingga tidak memerlukan banyak kata di dalamnya. “Kualitas sebuah tulisan itu tidak dinilai berdasarkan panjangnya, melainkan seberapa lengkap informasi yang dimuat meliputi 5W+1H, yaitu: what (apa), why (mengapa), when (kapan), where (di mana), who (siapa), dan how (bagaimana),” lanjut Agus.

Lebih lanjut, Agus menjelaskan seputar penulisan berita langsung atau reportase yang merujuk pada pembahasan suatu peristiwa. “Prinsip utama dari penulisan berita langsung adalah menggunakan piramida terbalik,” ujar Agus. Piramida terbalik yang dimaksud ialah inti berita atau kejadian yang hendak dibahas harus disampaikan di bagian awal. Dengan kata lain, bagian awal memuat pesan atau informasi utama yang mencakup 5W, bagian tengah memuat proses berlangsungnya suatu kejadian atau 1H, dan bagian akhir memuat unsur tambahan lainnya. “Apabila ada editor, maka tugasnya yaitu mengedit bagian bawah yang berisi unsur-unsur tambahan. Bagian atas tidak boleh diedit karena hal itu merupakan informasi utama,” sambung Agus.

Sesi tanya jawab menjadi sesi terakhir dalam kegiatan ini. Salah satu peserta bertanya, “Penggunaan bahasa dalam penulisan artikel harus bersifat formal atau informal?” Menanggapi pertanyaan tersebut, Agus menjawab bahwa gaya bahasa yang digunakan dapat bersifat formal maupun informal. Namun, hal terpenting ialah tetap menerapkan kaidah bahasa Indonesia yang baik dan benar. “Saat ini ada bahasa gaul seperti asiap. Dalam bahasa Indonesia, asiap itu salah karena kata siap jika ditambahi A di awal, maka artinya menjadi tidak siap,” ungkap Agus. Oleh karena itu, kata asiap menyalahi kaidah bahasa Indonesia yang baik dan benar.(dhi/vta)