BioTech Camp 2022: Ajak Siswa SMA lakukan Pengembangan Mikroorganisme samueldim November 27, 2022

BioTech Camp 2022: Ajak Siswa SMA lakukan Pengembangan Mikroorganisme

(Reportase Warta Ubaya @wartaubaya)

Pada 26-27 November 2022, Fakultas Teknobiologi Universitas Surabaya (FTb Ubaya) mengadakan Biotech Camp. Dengan tema “GEMs: Genetically Engineered Microorganism”, acara ini bertujuan untuk mengenalkan kekayaan dan pengembangan mikroorganisme terutama pada bidang kesehatan kepada siswa-siswi Sekolah Menengah Atas (SMA). Setidaknya puluhan peserta dari kalangan siswa-siswi SMA di Jawa Timur turut berpartisipasi dalam camp hari ini. Rangkaian kegiatan dimulai dari seminar yang dilaksanakan di Ruang Kelas BB 6.1 Gedung FTb Kampus II Ubaya, Tenggilis. Setelah itu peserta diajak berangkat menuju Ubaya Training Center (UTC) Kampus III Ubaya, Trawas untuk menjalani rangkaian acara Biotech Camp selama dua hari dari 26 sampai dengan 27 November.

Seminar sebagai pembuka serangkaian acara Biotech Camp dimulai dengan materi dari Dr.rer.nat Sulistyo Emantoko Dwi Putra, S.Si., M.Si., selaku Dekan FTb Ubaya. Ia memberikan materi kepada para peserta terkait hal yang akan mereka lakukan, yaitu transformasi. “Kita melakukan transformasi untuk melihat pencemar logam berat pada perairan, tapi kini sudah banyak digunakan untuk berbagai hal,” papar Emantoko. Salah satu fungsi transformasi yang kini dilakukan adalah mengembangkan pertumbuhan, warna, bentuk hewan untuk pemenuhan kebutuhan manusia. “Contohnya salmon, sudah ada pengembangan agar ukurannya bisa lebih besar,” ujar Emantoko. Tidak hanya itu, pemanfaatan transformasi pada bidang kesehatan sudah banyak dilakukan. “Pada bidang kesehatan, pengembangan insulin yang dulu sangat mahal karena sulit didapatkan, sekarang telah menerapkan rekayasa genetika sehingga bisa didapatkan lebih murah,” kata Emantoko.

Ia juga membahas dan mengangkat isu mengenai bakteri yang resisten terhadap antibiotik. Seseorang yang ingin berkecimpung di bidang Teknobiologi harus memahami isu tersebut, pasalnya Emantoko mengatakan hal tersebut cukup menyeramkan. Ia pun mengingatkan supaya peserta memberi edukasi kepada teman-teman yang ada di sekitar untuk tidak meringankan penggunaan antibiotik. “Antibiotik yang kita konsumsi harus dihabiskan sesuai anjuran dokter,” papar Emantoko. Hal ini dilakukan untuk membunuh sampai tuntas bakteri yang berhasil masuk ke dalam tubuh manusia. “Kalau teman-teman tidak mengikuti anjuran dokter, takutnya bakteri akan menetap dan resistensi dengan jenis antibiotik yang sama,” jelasnya. Resistensi inilah yang akan menciptakan bakteri ‘super’ yang membahayakan manusia. (mon/vnd)