OVOC dan Digitalpreneurship: Program MBKM Kewirausahaan untuk Mahasiswa samueldim November 22, 2022

OVOC dan Digitalpreneurship: Program MBKM Kewirausahaan untuk Mahasiswa

Reportase Warta Ubaya (@wartaubaya)

Selasa, 22 November 2022, Direktorat Pengembangan Kemahasiswaan (DPK) Universitas Surabaya (Ubaya) menyelenggarakan Sharing Forum Sosialisasi Merdeka Belajar ndash; Kampus Merdeka (MBKM). Acara ini bertujuan untuk memberikan gambaran kepada mahasiswa mengenai salah program MBKM terkait kewirausahaan, yakni One Village One CEO (OVOC) dan Digitalpreneurship. Sharing forum ini diselenggarakan di Ruang SeminarGedung Hubungan Internasional, Kampus II Ubaya dan dihadiri oleh puluhan peserta kalangan Ubaya. Willy Bachtiar, M.I.Kom., selaku Perwakilan Duta Kampus Merdeka hadir sebagai pembicara dalam acara ini.

Willy menyebutkan bahwa OVOC memiliki tujuan untuk memberikan pembelajaran kepada mahasiswa mengenai cara membentuk ekosistem bisnis pedesaan berbasis produk unggulan desa (prukades). Adapun keunggulan dari OVOC, antara lain: dapat mengajak mahasiswa untuk menggali ide, menganalisis lingkungan, serta merencanakan bisnis berbasis prukades. “Selain itu, program ini juga dapat mengembangkan bisnis berbasis Digital Agrosociopreneur secara mandiri,” jelas Willy. Digital Agrosociopreneur sendiri merupakan kegiatan wirausaha di bidang pertanian yang mengedepankan aspek sosial di masyarakat. “Program OVOC memiliki beberapa learning outcome bagi mahasiswa, seperti: rasa peduli, kesadaran diri dalam pengelolaan emosi serta motivasi, kemampuan pembuatan keputusan dalam bisnis, serta keterampilan dalam pemecahan masalah,” paparnya.

Beralih pada sesi sharing, Imam selaku alumni Fakultas Bisnis dan Ekonomika (FBE) Ubaya angkatan 2019 membagikan pengalamannya saat mengikuti program Digitalpreneurship. “Program ini memberikan pelatihan dan pendampingan, seperti cara menggunakan Canva, Prototyping, serta memanfaatkan media sosial yang dimiliki untuk membantu mengembangkan usaha yang dimiliki,” jelasnya. Tak hanya itu, Imam juga mendapatkan pelatihan untuk melakukan pengambilan foto serta membuat video produk yang menarik termasuk cara menggunakan kamera beserta fitur yang ada. “Saya juga diajarkan cara membuat website dan toko di marketplace sehingga tidak perlu mengeluarkan dana untuk menyewa orang lain atau mempelajari coding terlebih dahulu,” papar Imam.

Sesi sharing oleh Imam telah menarik perhatian para peserta, salah satunya Johanson dari FBE Ubaya angkatan 2020. Ia mengajukan sebuah pertanyaan, “Apakah kita perlu memiliki sebuah produk dahulu agar bisa mengikuti program ini?” tanyanya. Menjawab hal tersebut, Willy menjelaskan bahwa semua mahasiswa dapat mengikuti program ini asalkan memiliki kemauan untuk belajar serta ketertarikan dalam bidang kewirausahaan. “Program ini juga boleh diikuti oleh alumni, tetapi tidak akan terhitung sebagai pengalaman magang, melainkan volunteer,” jelasnya. (RE1, jes/jv)