Pusham Ubaya Gelar Nonton Bersama dan Diskusi tentang Kekerasan Gender Berbasis Online samueldim November 4, 2022

Pusham Ubaya Gelar Nonton Bersama dan Diskusi tentang Kekerasan Gender Berbasis Online

Reportase Warta Ubaya (@wartaubaya)

Jumat, 4 November 2022 Pusat Studi Hak Asasi Manusia (Pusham) Universitas Surabaya (Ubaya) mengadakan kegiatan nonton bersama dan diskusi bersama tentang film pendek berjudul “My Clouded Mind”. Tujuan diadakannya acara ini yaitu menyebarluaskan film pendek karya anak muda, menumbuhkan kepekaan anak muda terhadap kondisi sekitarnya, serta meningkatkan kepekaan dan kepedulian terhadap masyarakat di sekitarnya. Annisa Adjam sebagai sutradara dari film “My Clouded Mind”, Citra Benazir sebagai penulis dari Inteamates Community dan Kelompok Studi Gender Kesehatan (KSGK) Ubaya, serta Siti Mazdafiah S.S., MWS., sebagai Dosen Luar Biasa Fakultas Psikologi Ubaya hadir sebagai narasumber pada acara kali ini. Sedikitnya puluhan peserta dari kalangan mahasiswa Ubaya hadir secara luring pada acara yang dilaksanakan di Perpustakaan lt.5 Kampus II Ubaya, Tenggilis.

“Acara ini sudah berlangsung sejak 2019. Saat itu, ReelOzind selaku penyelenggara menawarkan tempat untuk pemutaran film-film pendek yang dilombakan,” ujar Inge Christanti, S.S., M.Hum.Rights Prac.,sebagai salah satu Peneliti di Pusham Ubaya sekaligus Ketua Panitia Acara Nonton Bersama dan Diskusi. Ia pun menuturkan bahwa Pusham Ubaya mencoba mengajukan diri untuk memutarkan film pendek yang dilombakan hingga akhirnya disetujui oleh pihak penyelenggara. Pemutaran film pendek akhirnya berlanjut hingga saat ini dengan tema isu-isu sosial sebagai ciri khasnya. “Ciri khas dari acara nonton bersama dan diskusi ini yaitu selalu mengangkat tema yang berkaitan dengan masalah sosial di masyarakat,” lanjut Inge.

Tak lupa Inge membahas pula perihal tema yang diangkat pada acara kali yaitu Kekerasan Gender Berbasis Online (KGBO). “Kami merasa kasus-kasus ini banyak terjadi di kalangan anak muda tetapi mereka tidak berani untuk menyuarakan,” ujarnya. Oleh karena itu, Inge berharap para mahasiswa dapat semakin paham tentang kekerasan gender berbasis online. “Saya berharap mahasiswa bisa lebih peduli dengan orang sekitar yang mengalami kejadian seperti ini agar tidak segan bercerita, karena kita pun sudah mempunyai media untuk menyuarakan tentang kekerasan gender melalui situs WeCare Ubaya,” tutup Inge.(RE2,dhi/fg2)