Peduli Petani Porang, UBAYA Gelar Pelatihan Teknik Dasar Kultur Jaringan Porang di Desa Ketapanrame Trawas samueldim November 1, 2022

Peduli Petani Porang, UBAYA Gelar Pelatihan Teknik Dasar Kultur Jaringan Porang di Desa Ketapanrame Trawas

TRAWAS-KEMPALAN: Tim Riset Keilmuan yang diketuai Dr. Ir. Popy Hartatie Hardjo, M. Si. dari Fakultas Teknobiologi Universitas Surabaya (UBAYA) mengadakan Pelatihan Teknik Dasar Kultur Jaringan Porang di Balai Desa Ketapanrame, Kecamatan Trawas, Mojokerto selama tiga hari, yakni pada 10, 11, dan 13 Oktober 2022. Kegiatan ini merupakan aktivitas lanjutan dari penyuluhan budidaya porang yang telah dilakukan pada 17 September 2022 lalu.
Aktivitas merupakan program berkelanjutan dari program Riset Keilmuan skema Hibah Mandiri Dosen 2021/2022 yang didanai oleh Kemendikbud Ristek Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP).
Kepala Desa Ketapanrame H. Zainul Arifin, S.E. dalam sambutannya menyampaikan harapan agar pelatihan ini dapat memberi manfaat dan ilmu baru bagi para petani porang di Desa Ketapanrame. Bahkan Zainul juga berharap agar pelatihan semacam ini dapat digelar kembali dengan jumlah peserta yang lebih banyak serta jenis tanaman yang lebih bervariasi mengingat banyak warga desa khususnya ibu-ibu yang sebenarnya juga tertarik untuk mengikuti pelatihan ini.
“Akan tetapi, mengingat keterbatasan tempat dan fasilitas maka kali ini peserta pelatihan dibatasi maksimal lima orang yang mana nantinya mereka diharapkan dapat menjadi pelopor bagi warga lain yang berminat mempelajari teknik budidaya porang secara kultur jaringan,” ujar Zainul.
Hari pertama pelatihan, 10 Oktober 2022, diawali dengan pengenalan singkat prinsip dasar teknik kultur jaringan tanaman dengan instruktur Wina Dian Savitri, M.Agr., staf dosen Fakultas Teknobiologi Universitas Surabaya (UBAYA). Wina juga menjelaskan keunggulan melakukan budidaya porang secara kultur jaringan serta hal-hal yang harus diperhatikan agar tingkat keberhasilan yang diharapkan dapat tercapai.
Setelah itu, acara dilanjutkan dengan peragaan teknik aseptik, sanitasi ruang tanam dan inkubasi yang merupakan hal terpenting dalam pelaksanaan kultur jaringan, cara membuat media untuk kultur jaringan serta cara melakukan penanaman dengan teknik kultur jaringan (subkultur) didampingi oleh para mahasiswa berpengalaman yang terlibat dalam tim ini.
Pelatihan hari kedua, 11 Oktober 2022, diisi dengan praktik subkultur oleh para peserta. Para peserta yang mayoritas merupakan petani konvensional terlihat sangat antusias mempelajari serta mempraktikkan langsung cara melakukan subkultur. Sebagian peserta yang awalnya terlihat agak bingung di hari pertama ternyata sangat bersemangat ketika diberi kesempatan untuk praktik langsung di hari kedua sehingga acara selesai lebih awal daripada rencana semula.
Hari ketiga pelatihan, 13 Oktober 2022, diawali dengan pengecekan kondisi tanaman yang ada di botol-botol hasil subkultur saat pelatihan hari kedua. Ternyata, hasilnya cukup menggembirakan karena sampai hari ini belum ada yang terkontaminasi. Setelah itu acara dilanjutkan dengan praktik pembuatan media dan stok hormon serta latihan melakukan subkultur lagi. Media hasil praktik hari ketiga rencananya akan digunakan untuk latihan mandiri oleh para peserta. Walaupun secara resmi pelatihan sudah berakhir, namun tim Riset Keilmuan tetap siap sedia dan terus memberikan pendampingan. (*)
Sumber: kempalan.com