Prodi Doktor Psikologi Ubaya Paparkan Guideline Alat Ukur Penelitian Psikologi samueldim October 31, 2022

Prodi Doktor Psikologi Ubaya Paparkan Guideline Alat Ukur Penelitian Psikologi

Reportase Warta Ubaya (@wartaubaya)

Program Studi Doktor Psikologi Universitas Surabaya (Ubaya) mengadakan Seminar Doktor Psikologi dengan tema ‘Menyusun dan Mengadaptasi Alat Ukur Penelitian sesuai International Testing Commission (ITC)”. Seminar diadakan dengan tujuan untuk memaparkan standar adaptasi alat ukur penelitian yang sesuai dengan ITC. Kegiatan ini dilaksanakan pada Senin, 31 Oktober 2022 secara daring melalui Zoom. Dibawakan oleh Dr. Ide Bagus Siaputra, S.Psi., selaku Wakil Dekan II Fakultas Psikologi Ubaya, seminar ini dihadiri oleh ratusan peserta baik dari Ubaya maupun luar Ubaya.

“ITC merupakan asosiasi yang menyediakan 18 panduan untuk berbagai tes psikologi yang ada dan tercatat sejauh ini,” tutur Bagus. Adapun panduan yang dimaksud, yaitu: translating and adapting test, test use, computer based testing, quality control,test security, test disposal, large-scale assessment of diverse population, test-taker, dan sebagainya. Selain itu, bahasa yang digunakan dalam panduan ini juga adalah bahasa Inggris. Hal tersebut membuat ITC dipandang terlalu luas bahkan sulit. “Oleh karena itu, panduan ini tidak bisa disiapkan dalam waktu sehari saja, tetapi perlu bertahun-tahun,” lanjutnya. Walaupun demikian, panduan ini ternyata dapat diakses dengan cukup mudah karena tersedia dalam bentuk tulisan ataupun video.

Sebagai contoh, Bagus memperlihatkan salah satu publikasi Beaton mengenai guideline untuk proses adaptasi cross-cultural. Terdapat lima tahapan yang perlu dilakukan, yaitu: translation, synthesis, back translation, expert committee review, dan pretesting. Meskipun tahapan-tahapan ini telah ditetapkan, klarifikasi tetap dibutuhkan bagi seorang peneliti. “Klarifikasi ini terdiri dari tiga langkah, yaitu: penetapan standar untuk rekomendasi alat ukur, pembuatan checklist untuk diikuti, dan pemeriksaan checklist,” tutur Bagus. Ketiga langkah ini, menurut Bagus, diperlukan guna penulisan yang lebih rapi dan sistematis. “Penulisan laporan yang rapi dan sistematis ini nantinya akan lebih mudah untuk dipertanggungjawabkan,” tekannya.

Pada sesi tanya jawab, seorang peserta dari Ubaya yang bernama Annissa Puspita, bertanya kepada Bagus, “Apakah tahapan-tahapan Beaton tersebut harus dilakukan seluruhnya?” Bagus segera menanggapi pertanyaan Annissa, “Pada umumnya, semua tahapan yang diusulkan oleh Beaton harus dijalankan.” Menurut Bagus, hal itu dilakukan supaya proses penyusunannya dapat berjalan secara efektif dan efisien. “Namun, dalam praktiknya, tahapan penyusunan itu tetap akan ditinjau kembali oleh ITC,” tutupnya.(SV1,dhi/vnd)