Bahas Dampak Penyesuaian Harga BBM Terhadap Masyarakat samueldim October 26, 2022

Bahas Dampak Penyesuaian Harga BBM Terhadap Masyarakat

Foto: Ilustrasi mengisi BBM, freepik.com (@freepik)

Reportase Warta Ubaya (@wartaubaya)

Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Surabaya (Ubaya) Ubaya kembali menggelar Webinar Seri Edukasi Masyarakat yang kembali digelar secara online melalui aplikasi Zoom. Webinar kali ini mengusung tema besar “Dampak Penyesuaian Harga Bahan Bakar Minyak (BBM)”. Kegiatan ini menghadirkan dua pembicara, yaitu Prof. Drs.ec. Wibisono Hardjopranoto, M.S., selaku dosen Program Studi Manajemen Ubaya dan Joshi Maharani Wibisono S.E., M.E., dosen Program Studi Ekonomi Pembangunan Ubaya. Berlangsung pada Rabu, 26 Oktober 2022, sedikitnya puluhan peserta dari kalangan Ubaya dan non Ubaya turut hadir dan berpartisipasi dalam kegiatan ini.

Wibisono membuka diskusi dengan menjelaskan alasan subsidi BBM harus dialihkan. “Subsidi perlu dialihkan dari ‘subsidi kepada barang’ menjadi ‘subsidi kepada orang’,” buka Wibisono. Subsidi merupakan bantuan yang diberikan oleh pemerintah kepada masyarakat dari berbagai kalangan secara langsung ataupun tidak langsung. Kebijakan subsidi tidak langsung, meliputi berbagai kebijakan penurunan harga produk barang atau jasa yang dibutuhkan oleh masyarakat luas. Artinya, masyarakat yang menjadi target penerima subsidi bisa membeli suatu komoditas atau barang berada dibawah harga pasar. Namun menurut Wibisono pelaksanaannya tidak tepat sasaran dan sulit dikontrol, siapapun dapat membeli barang tersebut meskipun mereka bukan kelompok yang membutuhkan bantuan.

Dengan demikian, secara otomatis mereka akan menerima subsidi tersebut yang seharusnya tidak diterima. Tidak hanya itu, Wibisono juga menjelaskan tujuan dari pemberlakuan subsidi. “Tujuan subsidi adalah meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” ucap Wibisono. Kesejahteraan masyarakat ini dapat dilakukan dengan cara seperti meredam inequality atau ketimpangan distribusi pendapatan dan menjamin terealisasikannya kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia.

“Terdapat ongkos yang harus dibayar, sehingga harga barang meningkat dan mendorong terjadinya inflasi,” tutur Wibisono. Sebelum menutup topik pembahasan, Wibisono berpesan agar pemerintah harus siap untuk meredam inflasi. “Meredam inflasi dapat dilakukan pemerintah dengan cara menaikkan suku bunga untuk mengurangi jumlah uang yang beredar,” ucap Wibisono. Tidak hanya itu, ia juga berpesan agar pemerintah tetap menjaga produktivitas dan mengajak para pelaku bisnis termasuk Badan Usaha Milik Negara (BUMN) untuk meningkatkan produksi supply barang dan jasa.

Pembahasan materi banyak menarik pertanyaan dari para partisipan pada sesi tanya jawab, salah satunya Hedi Amelia Bella Cintya. “Apakah Krisis ekonomi akan terjadi dan apa yang harus dilakukan dalam menghadapi hal ini?” tanyanya. Menjawab pertanyaan tersebut, Wibisono menyatakan bahwa mungkin akan terjadi karena ekonomi Indonesia sudah terinternasionalisasi, sehingga secara tidak langsung akan terkena dampak. “Untuk menghadapi hal tersebut kita dapat melakukan dengan cara mengamankan sumber penghasilan, hindari pengeluaran besar, dan bisa mencari dana tambahan melalui investasi,” tutup Wibisono. (sxn, mon/fg3)