KB Sanggar Kreativitas dan TPA Rumah Ceria Ubaya Kembangkan Kognitif Anak Lewat Dongeng samueldim October 23, 2022

KB Sanggar Kreativitas dan TPA Rumah Ceria Ubaya Kembangkan Kognitif Anak Lewat Dongeng

Surabaya ndash; Kelompok Belajar Sanggar Kreativitas Ubaya dan Taman Penitipan Anak Rumah Ceria Ubaya yang berada di bawah naungan Pusat Konsultasi Layanan Psikologi Universitas Surabaya (PKLP Ubaya) menggelar kegiatan mendongeng untuk para murid berusia 2-4 tahun.
Dongeng dibacakan oleh penulis buku cerita anak, Harini Riana. Kegiatan ini dilaksanakan pada 5-6 Oktober 2022 di Sanggar Kreativitas Ubaya, Kampus Ubaya, Tenggilis. PKLP Ubaya merupakan unit layanan di Fakultas Psikologi Ubaya yang fokus menangani psikologi dalam berbagai konteks kehidupan. Salah satunya, perkembangan psikologis anak usia dini.
Kepala Sekolah KB Sanggar Kreativitas Ubaya, Shinta Oktaviani mengatakan, dongeng merupakan salah satu kebutuhan anak-anak untuk menumbuhkan kemampuan berpikir, konsentrasi, bahasa, serta imajinasi. “Oleh karena itu saya senang Bu Ria sebagai penulis buku bisa hadir langsung untuk membacakan dongeng bagi anak-anak. Mereka bisa dilatih memiliki ketekunan untuk membaca buku,” ujarnya, Kamis (6/10/2022).
Hal yang sama juga dikatakan Harini Riana. Ria, sapaan akrabnya, mengatakan pembacaan dongeng seperti ini sangat penting dilakukan untuk menumbuhkan kecintaan anak pada buku sejak dini. “Kita perlu memperkenalkan kepada anak-anak bahwa membaca buku itu menyenangkan. Seperti kegiatan hari ini. Anak-anak terlihat antusias ketika mendengarkan cerita,” ungkapnya.
Ria membacakan dongeng karangannya yang berjudul “Tori Bermain di Pantai”. Dalam cerita tersebut, banyak memperlihatkan visual dan kosakata jenis-jenis barang, makanan, dan sebagainya. Dongeng ini dipilih karena menyesuaikan kondisi psikologis balita.
Anak pada usia tersebut sedang berada pada tahap pengembangan bahasa. Sehingga, pembacaan cerita ini bertujuan agar anak memiliki kosakata yang kaya. Ketika membacakan dongeng, Ria menyebut tidak menggunakan metode apapun. “Hanya ketulusan. Saya lebih suka membaca dengan tulus dan melakukan banyak interaksi. Karena semua tentang anak, bukan tentang pembacanya,” jelasnya.
Ia pun juga memastikan bahwa anak-anak menikmati dan senang dengan cerita yang ia bacakan. Setelah membacakan dongeng, Ria membagikan buku cerita kepada tiap murid untuk dibawa pulang. Harapannya, anak-anak dapat mulai mengoleksi buku cerita.
Kegiatan membaca dongeng ini pun didukung penuh oleh orang tua murid, salah satunya Eva. Ia menyebut kegiatan ini membantunya untuk menumbuhkan interaksi antara orang tua dengan anak. “Saya rasa hal ini perlu dilakukan terus menerus agar karakter positif anak semakin berkembang,” tandasnya. (ipl/kun)
Sumber: beritajatim.com