Ubaya adakan Webinar International Guest Lecture Event Bersama UTAR samueldim October 22, 2022

Ubaya adakan Webinar International Guest Lecture Event Bersama UTAR

Reportase Warta Ubaya (@wartaubaya)

Universitas Surabaya (Ubaya) bersama Universiti Tunku Abdul Rahman (UTAR) kembali mengadakan International Guest Lecture Event yang diselenggarakan secara online melalui aplikasi Zoom Meeting. Acara ini mengusung tema “Policies For Promotion Of Malaysians SMEs Go Global In The Digital Economy”.Kegiatan ini merupakan bentuk kerja sama antara Ubaya dengan UTAR melalui kegiatan lecture exchange dengan menghadirkan Assoc. Prof. Au Yong Hui Nee, selaku Dean Faculty of Business and Finance UTAR. Berlangsung pada hari Jumat, 21 Oktober 2022, sedikitnya ratusan peserta darikalangan Ubaya dan UTAR turut hadir dan berpartisipasi dalam acara ini.

“Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk mencari masukan dari pelaku industri mengenai kebijakan fiskal dan moneter yang diperlukan untuk meningkatkan kinerja ekspor Usaha Kecil Menengah (UKM),” buka Prof. Au. Demi menjaga stabilitas perekonomian negara, pemerintah mengeluarkan dua kebijakan, yaitu kebijakan fiskal dan kebijakan moneter. “Kedua kebijakan ekonomi ini sama-sama penting untuk menjaga kestabilan dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi negara,” tutur Prof. Au. Pada pelaksanaannya, kebijakan fiskal dan moneter bisa diterapkan secara bersamaan atau hanya salah satunya saja. Semua ini bergantung pada kebutuhan negara dalam menstabilkan ekonominya. Selain itu, Prof. Au juga mengatakan, “Komitmen UKM dalam mengekspor produk lokal memberikan kontribusi yang positif pada pertumbuhan ekonomi nasional”.

Melanjutkan pemaparan materinya, Prof. Au menyatakan bahwa E-commerce dan globalisasi mendorong UKM untuk memajukan tingkat bisnis. Namun, dalam hal ini keuangan menjadi kendala utama pada penerapannya. Menurut Prof. Au modal menjadi salah satu masalah yang sering dijumpai. “Minimnya modal menyebabkan kegiatan produksi terhambat sehingga hal tersebut menjadi kendala bagi pemilik UKM,” ucap Prof. Au. Tidak hanya itu, Prof. Au merekomendasikan pemerintah untuk memperkuat penyebaran informasi tentang program pendanaan.“Pemerintah harus mempertahankan nilai tukar luar negeri yang stabil sebagai bentuk kontribusi praktis dari kebijakan dukungan pemerintah terutama pada akses keuangan” ujar Prof. Au. Studi ini secara signifikan berkontribusi pada integrasi tingkat risiko yang dapat diterima dalam strategi pemasaran ekspor.

Pembahasan materi Prof. Au mengundangbanyak perhatian partisipan untuk bertanya, salah satunya adalah Joshi Maharani Wibowo. “Apakah ada jasa pendukung kebijakan pajak tertentu di Malaysia mungkin seperti subsidi atau lainnya?” Tanya Joshi. Menjawab pertanyaan tersebut, Prof. Au menyatakan bahwa pendukung kebijakan pajak tertentu diberikan oleh pemerintah. “Pemerintah di Malaysia memberlakukan kebijakan pemberian pajak minimum sebesar dua persen hingga maksimal pajak yang dapat diberikan industri atau perusahaan sebesar dua puluh persen,” tutup Prof. Au.(sxn,mon/vnd)