Ariella Canesya, Mahasiswa Kedokteran Ubaya yang Juga DJ Muda samueldim October 4, 2022

Ariella Canesya, Mahasiswa Kedokteran Ubaya yang Juga DJ Muda

Disc jockey (DJ) identik dengan dunia gemerlap. Namun, Ariella Canesya berhasil membuktikan bahwa profesi DJ bisa membawa manfaat yang positif. Bahkan, saat ini perempuan 20 tahun itu juga berprestasi sebagai mahasiswa Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Surabaya (Ubaya).
SEPTINDA AYU PRAMITASARI, Surabaya
ARIELLA Canesya memilih jalur yang sedikit berbeda dengan anak muda lainnya. Di usia 20 tahun ini, Canesya justru menekuni dunia DJ secara profesional. Meski masih terbilang muda, prestasinya tidak diragukan di dunia DJ.
Anak sulung di antara tiga bersaudara itu pernah meraih 3rd place Cardinal X DJ Competition Indonesia 2018, 2nd place Hot Important Night (HIN) DJ Battle Champion Indonesia 2018 (kompetisi DJ yang bekerja sama dengan berbagai negara di ASEAN), dan yang terakhir masuk Top 100 DJane of Asia/Indonesia 2021.
’’Sebagai DJ muda, saya cukup bangga bisa menduduki peringkat ke-65 DJane se-Asia,” kata Canesya kepada Jawa Pos kemarin (22/9).
Canesya mulai belajar menjadi DJ pada 2017. Saat itu, dia masih SMA. Pada saat libur panjang, dia ingin mengisi waktu luang dengan berkegiatan positif.
’’Passion saya memang di musik. Saat itu musik-musik bergenre EDM, jungle, trap, RB, dan lainnya sedang ngetren. Akhirnya saya tertantang mencoba menjadi DJ,” ujarnya.
Apalagi, tidak semua anak muda menguasai DJ. Keterampilan merangkai musik atau lagu memang harus dipelajari secara khusus di samping adanya bakat. Dari situlah, Canesya mulai belajar DJ secara otodidak.
’’Setelah berjalan sejak 2017, dapat dukungan dari banyak orang. Hingga akhirnya, saya masuk Top 100 DJane of Asia,” kata dia.
Putri pasangan Erry Nuurachman dan Weinny Agustin itu mengatakan, saat ini sudah ada satu karya musik yang dihasilkannya. Bahkan, musiknya sudah diluncurkan di sejumlah platform. Mulai Sportify hingga iTune. ’’Sudah ada satu lagu yang saya buat. Ke depan, semoga ada karya baru,” ujarnya.
Sebagai seorang DJ profesional perempuan, tentu masih banyak image negatif di masyarakat karena DJ identik dengan dunia hiburan malam. Namun, Canesya justru ingin membuktikan bahwa DJ bukanlah pekerjaan yang negatif. Di dalam keluarga besar, dia juga mendapatkan dukungan menjadi DJ profesional perempuan. ’’Saya ingin mengubah image DJ yang negatif menjadi positif karena musik itu fun dan DJ adalah salah satu wadah generasi muda untuk berkarya,” kata penggemar DJ Martin Garrix berkebangsaan Belanda itu.
Bagi Canesya, DJ hanyalah hobi yang mengasyikkan. Musik bisa menjadi obat stres dan membuat orang bahagia. Biasanya, denga bermain musik, pikiran menjadi senang.
’’Saat nge-DJ ada karya musik yang dibuat dan ketika didengar bisa membuat orang happy,” ujar perempuan yang hobi bermain musik sejak TK itu.
Selama ini Canesya sudah sering manggung untuk menjadi DJ di beberapa event. Biasanya event perusahaan, ulang tahun, pernikahan, dan acara mal. ’’Setiap perform, pasti keluarga besar ikut semua kasih support,” katanya.
Meski sudah terjun di dunia hiburan dan menjadi influencer, Canesya tetap tidak melupakan pendidikan. Saat ini perempuan kelahiran 11 September 2002 itu tercatat sebagai mahasiswa semester V Fakultas Kedokteran Ubaya. Bahkan, di kampus dia juga pernah menjadi finalis Duta FK Ubaya 2021.
Sumber: jawapos.com