Tentang Dunia Fashion, Ubaya dan ICF Akan Kembangkan Sayap Hingga Metaverse samueldim October 1, 2022

Tentang Dunia Fashion, Ubaya dan ICF Akan Kembangkan Sayap Hingga Metaverse

Universitas Surabaya (Ubaya) berkomitmen untuk menjadi universitas yang berani melahirkan inovasi yang bermanfaat di masa depan. Hal ini tertuang dari salah satu program Fakultas Industri Kreatif Ubaya, yakni Kreatalk. Kreatalk seri 11 ini membahas mengenai Fashion in Digital Era. Kegiatan yang dilaksanakan pada Sabtu, 1 Oktober 2022 ini dilaksanakan secara daring dan dihadiri oleh sedikitnya ratusan peserta yang terdiri dari praktisi fashion serta civitas akademika Ubaya.

“Kreatalk 11 kali ini merupakan salah satu rangkaian kegiatan matching fund hibah kedaireka tahun 2022,” ungkap Kenny Hartanto, S.Ds., selaku Dosen Fakultas Industri Kreatif Ubaya yang juga bertugas sebagai moderator pada kesempatan kali ini. Matching fund tajuk: “Pengembangan Experiential Virtual Fashion Retail Berbasis Website Menuju Metaverse” ini adalah kerjasama Ubaya dengan Indonesian Fashion Chamber – Chapter Surabaya. Pada kesempatan kali ini, telah diundang Dibya Adipranata Hody, selaku IFC National Deputy Business Development untuk membawakan materi.

“IFC dan Ubaya bekerja sama membuat suatu project yang pertama kali di Indonesia,” ungkap Dibya. Melalui materinya yang bertajuk: Fashion Industry Moving Towards Digital Era, Dibya pun menjelaskan bahwa hasil akhir dari project ini adalah suatu wadah / tempat yang bisa suatu saat melakukan transaksi dan menunjukkan karya sebagai desainer. “Dengan cara yang baru di dunia metaverse,” imbuhnya. Menurut Dibya, hal ini sangatlah penting untuk dipikirkan karena dunia metaverse sudah di depan mata.

Pada pemaparannya, Dibya pun menerangkan ada satu hal yang tetap dilakukan di dunia fashion sejak tahun 1920, yakni Fashion Week. “Cara jualannya melalui fashion week,” imbuhnya. Fashion week adalah sebuah organisasi, penyelenggara sebuah pagelaran fashion paling terkemuka di seluruh dunia yang ada di lima kota besar. Paris, London, New York, Milan, dan Tokyo. “Tujuan sederhananya untuk meraih buyer,” jelasnya.

Dibya menerangkan bahwa perubahan ini mulai tampak ketika pandemi, dimana banyak pelaku usaha melaksanakan fashion show virtual, salah satunya dilaksanakan melalui Metaverse di Mei 2022. “Harapannya fashion dapat dibelanjakan dalam bentuk digital. Menjadi suatu bentuk aset digital yang juga diperjualbelikan,” jelasnya. Dibya menambahkan bahwa aset digital ini juga menjadi nilai plus, disamping baju fisik yang juga didapatkan pembeli.

Gagasan ini pun menimbulkan banyak pertanyaan dari peserta. Melalui kolom komentar salah seorang peserta menanyakan bagaimana supaya menjadi desainer yang sukses / diakui hingga selevel fashion week ternama. Dibya pun menegaskan bahwa semua ini harus dimulai dari proses magang. “Desainer beken selalu magang di brand yang lebih besar. Nama mereka besar ketika menjadi brand besar. Desainer senior juga butuh desainer. Itu salah satu cara,” tutup Dibya memotivasi peserta. (sml)