Teknik Mesin dan Manufaktur Ubaya Gelar Pelatihan Terkait Pengembangan Sepeda Listrik hayuning September 6, 2022

Teknik Mesin dan Manufaktur Ubaya Gelar Pelatihan Terkait Pengembangan Sepeda Listrik

Program Studi Teknik Mesin dan Manufaktur, Fakultas Teknik Universitas Surabaya (Ubaya) mengadakan Pelatihan Teknologi dan Regulasi di Bidang Transportasi Sepeda Listrik pada Selasa, 6 September 2022. Kegiatan ini dilaksanakan guna memberikan pengetahuan mendalam kepada para peserta tentang teknologi kendaraan berlistrik serta regulasinya. Raga Adiguna, S.T., selaku E-Mobility Product Development Manager PT. Insera Sena dan Dimas Winardy, S.T., M.T., selaku Kepala Seksi Sarana dan Prasarana Jalan BPTD XI Jawa Timur, Kementerian Perhubungan hadir sebagai narasumber pada kegiatan kali ini. Sedikitnya puluhan peserta dari kalangan Ubaya turut berpartisipasi dalam kegiatan yang diselenggarakan di Gedung Serba Guna Fakultas Bisnis dan Ekonomika (FBE) Ubaya.

Dr. Ir. Susila Candra, M.T., selaku Wakil Dekan Fakultas Teknik Ubaya menyatakan bahwa kegiatan ini adalah salah satu program matching fund dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) Republik Indonesia. Program tersebut berkolaborasi dengan mitra dari perusahaan. Harapannya, kegiatan ini dapat mendukung pengembangan sepeda listrik, termasuk Onthel atau start-uplogistik yang diusung oleh Ubaya. “Nantinya pemakaian sepeda listrik yang diusung oleh Program Studi Teknik Mesin dan Manufaktur Ubaya ini akan disesuaikan dengan regulasi yang ada,” papar Susila.

Kegiatan kemudian dilanjutkan dengan penjelasan data statistik terkait faktor penyebab kematian prematur di dunia oleh Raga. “Lima juta orang setiap tahunnya meninggal secara prematur karena secondary life style atau pola hidup pasif alias malas gerak (mager),” jelas Raga. Dari sumber yang berbeda, Raga turut menyampaikan bahwa melakukan aktivitas fisik ternyata sangat disarankan agar dapat mengembangkan budaya hidup sehat, baik secara fisik maupun mental. “Indonesia sendiri memiliki program untuk mengubah pola hidup masyarakat menjadi aktif sesuai Instruksi Presiden Republik Indonesia nomor 1 tahun 2017 yaitu pengadaan program gerakan masyarakat sehat,” sambungnya.

Lebih lanjut, Raga menyajikan data statistik terkait kerugian ekonomi yang mencapai Rp100 triliun per tahun karena kemacetan di daerah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi pada tahun 2019. “Kemacetan itu memiliki berbagai dampak seperti penurunan mobilitas dan produktivitas, sehingga kerugian ekonomi pun akan ikut terdampak,” papar Raga. Padahal terdapat cara lain yang bisa dilakukan guna mengatasi kemacetan tanpa harus menggunakan kendaraan, salah satunya dengan sepeda. “Sebagai industri yang memproduksi serta mendistribusikan sepeda listrik ke domestik maupun internasional, kami menargetkan untuk turut berkontrobusi dalam menurunkan emisi gas rumah kaca. Ini adalah komitmen kami terhadap target nasional,” pungkas Raga. (dhi)