Membuat Sepeda Air untuk Mengembangkan Potensi Wisata Perairan Indonesia samueldim July 28, 2022

Membuat Sepeda Air untuk Mengembangkan Potensi Wisata Perairan Indonesia

Reportase Warta Ubaya (@wartaubaya)

Selasa, 19 Juli 2022 LPPM Universitas Surabaya mengadakan webinar “Seri Edukasi Masyarakat: Digital Prototyping dan Proses Pembuatan Waterbike Untuk Desa Wisata”. Webinar ini diharapkan dapat mengedukasi masyarakat untuk membuat sepeda air sehingga dapat mengembangkan potensi wisata perairan di Indonesia. Sunardi Tjandra, S.T., M.T. selaku Kepala Laboratorium Desain Produk bersama dengan Herman Susanto, M.T., M.Sc. selaku Dosen Teknik Mesin dan Manufaktur turut menjadi pembicara dalam webinar ini. Diadakan secara daring melalui Zoom, webinar diikuti hingga puluhan peserta.

“Sebagian orang Indonesia telah menjadikan bersepeda sebagai bagian dari gaya hidup mereka,” buka Sunardi. Melihat hal ini, Sunardi memiliki keinginan untuk menggabungkannya dengan potensi wisata air Indonesia yang luas. “Dari kedua hal tersebut, sepeda air memiliki potensi besar sebagai wahana rekreasi bagi wisata perairan di Indonesia,” lanjutnya. Dalam pengembangan sepeda air, Sunardi mengingatkan beberapa hal yang perlu diperhatikan. “Aspek paling penting dalam pengembangan sepeda air adalah faktor teknisnya,” ujar Sunardi. Salah satu faktor teknis terpenting adalah titik berat pada sepeda air, yang dapat ditentukan menggunakan model tiga dimensi dengan bantuan software Creo.

Sesi materi dilanjutkan dengan Herman menjelaskan mengenai berbagai hal penting untuk pengembangan pelampung untuk sepeda air atau waterbike. “Pertama-tama pelampung yang digunakan untuk sepeda air harus ringan agar mudah untuk bergerak,” buka Herman. Selain kemudahan dalam bergerak, pelampung yang ringan akan memudahkan sepeda air untuk mengapung. “Hal penting berikutnya yang harus diperhatikan yaitu pelampung harus kuat dan tahan lama,” ujar Herman. Pelampung yang mengalami kebocoran dapat dimasuki oleh air sehingga densitasnya sama dengan perairan di sekitarnya, sehingga akibatnya sepeda air akan tenggelam. “Aspek pelampung terakhir yang harus diperhatikan adalah hidrodinamis atau kemudahannya untuk bergerak dalam air,” jelasnya. Menurut Herman, bentuk pelampung berperan besar bagi hidrodinamikanya, sehingga diperlukan analisis untuk memastikan waterbike dapat bergerak dengan baik di air.

Setelah sesi materi, para peserta diberi kesempatan untuk bertanya, salah satunya yaitu Kezia Grace. “Apa kendala terbesar dalam mengimplementasikan wahana sepeda air?” tanyanya. Menurut Sunardi, salah satu kendala terbesarnya adalah menetapkan standar proses dan kualitas. “Hal ini dikarenakan kita lebih condong ke arah pembuatan sepeda air atau waterbike secara handmade,” jelasnya. Oleh karena itu, kualitas waterbike di Indonesia masih belum terlalu bagus dibandingkan di luar negeri. “Kami berharap dengan mengadakan webinar ini, masyarakat Indonesia jadi lebih mengenali waterbike dan potensi pasarnya,” ucap Sunardi. Dengan demikian, kualitas waterbike di Indonesia dapat bersaing dengan luar negeri.(cbw)