Terima Visitasi dari Konsil Kedokteran Indonesia (KKI), Ketua KKI: Ubaya Jangan Cetak Dokter Biasa samueldim July 1, 2022

Terima Visitasi dari Konsil Kedokteran Indonesia (KKI), Ketua KKI: Ubaya Jangan Cetak Dokter Biasa

Universitas Surabaya (Ubaya) berkomitmen untuk terus meningkatkan kualitas pendidikannya. Hal ini juga terbukti dari kegiatan yang dilaksanakan oleh Fakultas Kedokteran, yakni Visitasi sekaligus Monitoring dan Evaluasi oleh Konsil Kedokteran Indonesia (Indonesian Medical Council). Kegiatan Visitasi dan Monev dilaksanakan pada tanggal 23-25 Juni 2022 di ruang Serbaguna Fakultas Psikologi. Kegiatan Visitasi dan Monev ini dihadiri oleh pimpinan Universitas, pimpinan Fakultas, serta pimpinan unit di lingkup Ubaya. Pada kesempatan ini juga dihadiri oleh dr. Soni, Direktur RSUD Ibnu Sina Gresik, selaku Rumah Sakit Pendidikan Utama FK Ubaya.

Dalam sambutannya, Dr. Ir. Benny Lianto, M.M.B.A.T., selaku Rektor Ubaya menjelaskan bahwa kualitas, pendidikan karakter, dan integritas sudah menjadi nilai penting bagi Ubaya. “Karena itu komitmen dari pimpinan univ selalu jadi perhatian penting dan jadi dasar seluruh pengembangan program jangka pendek-panjang di Ubaya,” terang Benny. Ia pun menyambut baik niatan kegiatan visitasi monev dari KKI untuk FK Ubaya ini, sebab kegiatan ini akan membantu meningkatkan kualitas pendidikan di FK Ubaya.

Hal serupa pun disampaikan oleh Dekan Fakultas Kedokteran Prof. Dr. dr. Rochmad Romdoni, SpPD, SpJP(K) FIHA, FASCC. Romdoni mengucapkan rasa syukurnya karena visitasi ini akan mendukung komitmen FK Ubaya dalam mencetak dokter yang kompeten di masa depan. “Kami berharap mendapatkan bimgingan, monitoring, serta evaluasi program yang ada di FK Ubaya,” jelas Romdoni. Proses pendidikan di FK kerap membutuhkan evaluasi karena proses pendidikan dokter yang butuh proses panjang sehingga perlu mempersiapkan kemampuan hardskill dan softskill supaya menghasilkan dokter yang berakhlak dan beretika. “Ini penting di kehidupan seorang dokter,” imbuhnya.

dr. Putu Moda Arsana, Sp.PD-KEMD, FINASIM, selaku Ketua Konsil Kedokteran Indonesia pun menyambut baik hal tersebut. “Tugas KKI memang adalah mengawal mutu pendidikan dokter dan drg supaya masyarakat menerima layanan dokter yang berkualitas, tidak boleh tidak berkualitas. Ini tugas negara yang diembankan pada KKI,” terang Putu. Ia pun menerangkan bahwa sebagai lembaga negara non-departemen yang independen, sudah menjadi kewajiban KKI untuk mengawal mutu pendidikan dokter.

Dalam kesempatan ini pun Putu juga mengingatkan bahwa tidak hanya sekadar mengevaluasi, namun juga ada perlu perhatian khusus dari revolusi industri 4.0 dalam diskusi ini. “Melihat itu rasanya perlu stakeholder mawas diri bahwa hari ini dan kedepan perkembangan teknologi layanan kedokteran itu eksponensial. Tuntutan masyarakat luar biasa dan teknologi berkembang dengan pesat,” ungkap Putu. Putu pun berharap supaya Ubaya tidak hanya mencetak dokter biasa yang sekadar menjadi pengamat saja. Pasalnya tantangan yang dihadapi juga ada pada tahun 2025 pada Masyarakat Ekonomi Asean (MEA). “Dokter singapore kalau kesini pasti bersaing, tapi kalau kita apakah bisa bersaing di Singapore?” tutup Putu. (sml)