Persiapkan Anak untuk Menghadapi Pembelajaran Tatap Muka samueldim April 26, 2022

Persiapkan Anak untuk Menghadapi Pembelajaran Tatap Muka

Kamis, 14 April 2022 Pusat Konsultasi dan Layanan Psikologi Universitas Surabaya (PKLP Ubaya) berkolaborasi dengan PT Kalbe Farma mengadakan webinar bertajuk “Imunitas Sehat dan Riang Gembira Kembali ke Sekolah”. Webinar ini dilaksanakan guna membantu orang tua dalam mempersiapkan anak untuk menghadapi Pembelajaran Tatap Muka (PTM). Shinta Oktaviani, S.Psi., Psikolog., selaku Kepala Kelompok Bermain (KB) Sanggar Kreativitas Ubaya; Ivonne Edrika, S.Psi., Psikolog., selaku Kepala Tempat Penitipan Anak (TPA) Rumah Cerita Ubaya; serta dr. Della Sulamita Mahendro, selaku Medical Doctor di PT Kalbe Farma hadir sebagai narasumber pada webinar kali ini. Sedikitnya ratusan peserta dari berbagai kalangan turut berpartisipasi dalam webinar yang digelar secara daring melalui Zoom.

“Sistem imun adalah sekumpulan sel, jaringan, dan organ yang berfungsi melawan serangan luar guna melindungi tubuh kita,” papar dr. Della mengawali materinya terkait Persiapan Imunitas dan Mental Anak. dr. Della kemudian melanjutkan bahwa ketika sistem imun seseorang menurun, maka secara otomatis tubuh akan melemah. “Akibatnya, seseorang akan menjadi rentan terhadap serangan luar, seperti: bakteri, virus, jamur, dan parasit,” lanjut dr. Della. Menurutnya, hal ini bisa terjadi baik pada anak-anak maupun orang dewasa. Oleh karena itu, beberapa hal yang bisa dilakukan guna menjaga sistem imun tubuh ialah banyak mengonsumsi buah dan sayur, olahraga teratur, mempertahankan jam tidur yang cukup, vaksinasi, menjaga berat badan agar tetap normal, hingga menjaga kebersihan diri dan lingkungan.

Kendati demikian, kesehatan mental anak juga perlu diperhatikan oleh orang tua. “Adanya faktor biologis, psikologis, dan sosial bisa menyebabkan terjadinya masalah kesehatan mental,” jelas dr. Della. Maka dari itu, orang tua diharapkan untuk aktif memantau perkembangan anak, salah satunya dengan mengajak anak berkomunikasi tentang kegiatan sehari-hari. dr. Della menyampaikan jika orang tua mulai melihat adanya permasalahan psikologis dalam diri anak, maka orang tua bisa mengonsultasikan hal tersebut kepada tenaga profesional. “Apabila tidak dikonsultasikan, maka hal itu akan jatuh ke tahap mental illness atau penyakit kejiwaan,” tutur dr. Della.

Diskusi dilanjutkan dengan materi terkait Tips bagi Orang Tua dalam Mempersiapkan Anak untuk PTM. Adapun tips-tips yang dipaparkan, antara lain: mengajarkan protokol kesehatan kepada anak, mengajari anak untuk bersosialisasi dengan aman, menumbuhkan serta mendorong minat anak dalam belajar, memberikan stimulasi yang tepat sesuai tahap perkembangan anak, dan melatih kemandirian anak melalui pembiasaan. “Orang tua perlu menstimulasi anak agar bisa berani mengungkapkan perasaannya,” ungkap Shinta. Melanjutkan pernyataan tersebut, Ivonne menyampaikan bahwa orang tua harus memiliki waktu dengan anak. “Dukungan positif dari orang tua dan lingkungan dapat memberikan penguatan kepada anak, sehingga mereka akan melanjutkan perilaku tertentu,” tambahnya.

Sesi tanya jawab menjadi sesi penutup pada webinar kali ini. Seorang partisipan bernama Sisca menanyakan terkait cara menyikapi anak yang mudah memahami sesuatu bila diberikan tontonan YouTube, namun enggan untuk menjawab bila diajak berinteraksi secara langsung. Menanggapi pertanyaan tersebut, Shinta menjawab bahwa seorang anak harus memiliki kemampuan untuk melihat, mendengarkan, serta merespons sesuatu yang ditanyakan oleh orang lain. Namun, apakah kemampuan berbahasa dan berbicara anak sudah berkembang dengan baik atau justru mengalami permasalahan? “Apabila ada permasalahan, artinya anak sudah terlalu banyak menerima stimulasi yang bersifat satu arah. Maka dari itu, orang tua harus banyak melatih anak dengan mengajaknya berbicara, bermain, bercerita, maupun bergurau agar anak dapat berkembang secara ekspresi,” tutup Shinta.(dhi)