Program Kreativitas Mahasiswa: Ketahui dan Telusuri! samueldim March 2, 2022

Program Kreativitas Mahasiswa: Ketahui dan Telusuri!

Sabtu, 19 Februari 2022 Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Psikologi Universitas Surabaya (Ubaya) terkhusus divisi Pengembangan Minat dan Bakat Mahasiswa mengadakan webinar Psypedia. Membawa tema “Learning Down to Rabbit Hole”, webinar ini bertujuan membantu mahasiswa/i Fakultas Psikologi Ubaya dalam menulis Program Kreativitas Mahasiswa (PKM). Psypedia mengundang tiga dosen dan satu mahasiswa dari kalangan Fakultas Psikologi Ubaya sebagai narasumber, yaitu: Dr. Hartanti, M.Si., Psikolog., yang membawakan topik PKM Kewirausahaan (PKM-K); Listyo Yuwanto, M.Psi., yang membawakan topik PKM Pengabdian Masyarakat (PKM-PM); Taufik Akbar Rizqi Yunanto, S.Psi., M.Psi., Psikolog., yang membawakan topik PKM Riset (PKM-R); dan Michelle Angela, mahasiswi angkatan 2018, yang membagikan pengalaman ketika PKM-nya didanai oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti). Ratusan peserta dari kalangan Fakultas Psikologi Ubaya turut berpartisipasi dalam webinar yang digelar secara daring melalui Zoom.

Membuka topik penulisan PKM, Listyo mengenalkan hal-hal seputar filosofi, karakteristik, serta contoh salah satu PKM yaitu GFK. PKM tersebut memiliki bentuk berbeda dari PKM lainnya karena diperlukan sebuah proposal yang disertai dengan video. Terlepas dari pengenalan mengenai PKM, Listyo menekankan manfaat-manfaat yang bisa diperoleh mahasiswa dalam mengikuti penulisan PKM. Dimulai dari pengalaman, network, kesempatan mengikuti konferensi ilmiah, sampai dengan applying beasiswa. Melanjutkan manfaat yang didapatkan, Michelle Angela juga menceritakan benefits yang diperoleh selama mengikuti penulisan PKM. “Pengalaman pertamaku mengikuti penulisan PKM itu karena diajak kakak tingkat yang memerlukan anggota adik tingkat. Jadi belum terasa menyenangkan sampai akhirnya kami mulai mengelola aplikasi layanan psikologi 24 jam sebagai program yang hendak diajukan,” cerita Michelle.

Materi dilanjutkan oleh Taufik yang menceritakan kesan-kesan mahasiswa terkait PKM-R. “Biasanya PKM-R dianggap sulit dan merepotkan, karena kebanyakan mahasiswa psikologi lebih senang praktik langsung seperti PKM-PM,” ujar Taufik. Lalu, Taufik menjelaskan terkait fokus pengerjaan PKM-R yang cenderung melihat fenomena di masyarakat yang kemudian meninjau kembali penelitian terdahulu. Melalui sumber-sumber penelitian terdahulu, mahasiswa diharapkan dapat menyelesaikan permasalahan yang timbul dari fenomena yang terjadi. “Seperti penggunaan sosial media yang seharusnya sebagai hiburan, tapi ada sekelompok pengguna yang merasa insecure setelah melihat postingan teman mereka,” papar Taufik. Selain itu, mahasiswa juga perlu mengingat bahwa pengerjaan PKM tidak semata-mata hanya untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan, melainkan memanfaatkan kesempatan untuk mengembangkan diri, mencari pengalaman, dan mengembangkan berbagai inovasi.

Materi yang dipaparkan Taufik berhasil menarik perhatian para peserta. Salah satu peserta, Cornelius Charly dari angkatan 2020 bertanya mengenai, “Metode penelitian apa yang umum digunakan dalam PKM-R?” Menjawab pertanyaan tersebut, Taufik menjelaskan bahwa penggunaan metode kuantitatif seperti survei lebih banyak digunakan, namun penggunaan metode kualitatif juga tidak sedikit dilaksanakan oleh para peneliti. “Kita juga perlu melihat tren PKM yang telah didanai, kebanyakan di antaranya sudah mulai menggunakan studi kasus alias kualitatif,” jawab Taufik.(RE4,dhi)