Bahas Serba-Serbi Intrapreneurship di Webinar Series Poltek Ubaya samueldim February 22, 2022

Bahas Serba-Serbi Intrapreneurship di Webinar Series Poltek Ubaya

Politeknik Universitas Surabaya (Poltek Ubaya) mengadakan seri webinar bertema ‘Intrapreneurship: Reduce Employees Turnover and Corruption’ pada Jumat, 18 Februari 2022. Acara yang diikuti oleh 51 peserta ini menghadirkan Wakil Direktur Politeknik Ubaya, Slamet Wahyudi, S.E., M.IB., sebagai pembicara yang juga merupakan seorang penulis buku tentang bisnis. Webinar ini merupakan seri kedua dari Webinar Series Poltek setelah seri pertamanya telah terselenggara pada bulan Januari 2022.

Webinar kali ini membahas bagaimana intrapreneurship berperan dalam lingkup kerja karyawan perusahaan. Slamet mengatakan bahwa materi ini merupakan hasil penelitiannya di tahun 2019. “Saya ingin perguruan tinggi punya cara untuk mengurangi turnover dan korupsi,” ujarnya. Ia juga memaparkan fakta bahwa korupsi di Indonesia telah merugikan negara dari tahun ke tahun. Fenomena ini tak lepas dari faktor karyawan yang merasa gajinya tak cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Kurangnya pemasukan ini juga menjadi alasan banyak karyawan yang memilih untuk resign dari perusahaan.

Slamet mengajak para peserta untuk melakukan perhitungan pengeluaran pada karyawan yang bergaji UMR. Gaji yang telah dikurangi dengan kebutuhan hidup, seperti biaya kos, makan dan minum, transport, listrik, dan sebagainya ternyata tidak menyisakan nominal uang cadangan yang cukup. Alasan ini yang membuat orang akhirnya terlilit hutang piutang. “Kalau sudah lebih besar pasak daripada tiang, ada kemungkinan yang bisa terjadi, yaitu berhenti kerja atau korupsi,” jelasnya. Oleh karena itu, menurutnya, karyawan perlu memiliki pemasukan tambahan dengan melakukan intrapreneurship.

Intrapreneurship dijelaskan Slamet sebagai karyawan yang memiliki jiwa pengusaha. Ia berpendapat bahwa hal ini harus dibudayakan di perusahaan. Karyawan harus dapat melihat peluang usaha yang ada di kantor dengan jualan online atau menjadi dropshipper. Pemilik perusahaan juga dapat mengadakan kegiatan-kegiatan aspiratif yang dapat memberi pemasukan tambahan bagi karyawan. Bila hal ini dilakukan, karyawan akan puas dengan pendapatannya dan berpikir ulang untuk resign apalagi korupsi.

Materi mengenaiintrepreneurship mendapat antusiasme tinggi dari para peserta. Salah satu peserta bernama Jonathan bertanya terkait tips intrapreneurship yang berhasil secara manajemen finansial. Slamet menjawab bahwa karyawan harus memanfaatkan semua peluang yang ada dan jangan malu untuk berbisnis. Setelah sesi tanya jawab, ia kemudian memberikan pernyataan penutup mengenai intrapreneurship. “Kalau sudah kerja, pikir berkali-kali untuk resign. Kalau kita sedang kerja di perusahaaan, mari marakkan intrapreneurship untuk mengurangi korupsi,” pungkasnya. (el)