Cyntia Atlet Underwater Hockey Andalan asal Pasuruan samueldim February 22, 2022

Cyntia Atlet Underwater Hockey Andalan asal Pasuruan

CYNTIA memang baru terjun di olahraga underwater hockey atau hoki bawah air sekitar tahun 2019. Tapi, anak tunggal dari Suhaimi itu sejatinya sudah akrab dengan olahraga akuatik saat masih belia. Sang ayah lah yang pertama kali mengenalkannya dengan kolam.
Dia mulanya mengikuti renang. Di cabang olahraga yang mengandalkan adu cepat di kolam tersebut, Cyntia lebih sering diturunkan di gaya dada dan bebas. Andalannya adalah nomor 200-400 meter. Beberapa kali dia meraih juara, terutama ketika dipercaya klubnya untuk ikut kejuaraan antarklub dengan level kejuaraan daerah (Krapda).
Hingga dua tahun menekuni renang, Cyntia mencoba jalur baru di cabang olahraga selam. Dia resmi bergabung dengan atlet POSSI (induk cabor selam) Kabupaten Pasuruan dan lebih sering terjun di fin swimming. Bahkan dia pernah ikut menyumbang medali emas di ajang Porprov 2015 Banyuwangi. Sejumlah medali mulai perunggu hingga emas juga pernah Cyntia raih di ajang kejurda hingga kejurnas.
Hingga tahun 2018, Cyntia mulai mengurangi kegiatan akuatik karena kuliah. “Mulai 2018 saya vakum,” beber gadis yang baru lulus S-1 Psikologi Universitas Surabaya itu.
Tapi karena cintanya akan olahraga air masih ada, dia come back. Di Januari 2019, dia ditawari untuk mengikuti kompetisi free dive dari pelatih kawak PB POSSI. “Awalnya, saya malah gak tahu apa itu free diver,” kata Cyntia.
Singkatnya, dia merasa tertantang dan bergabung latihan. Adalah Arif Junus, pelatih kawak PB POSSI yang mempercayainya. Selama itu pula dia banyak bertemu dengan atlet-atlet free diver dari Jakarta.
Dari Arif Junus inilah dia kemudian mengenal underwater hockey. Kebetulan, Arif Junus adalah pelatih underwater hokey tim putra untuk SEA Games. “Saya lalu menjadi atlet dan ikut klub di Jakarta,” beber Cyntia.
Tergabung Bersama klub di Jakarta, Cyntia mulai mendalami olahraga yang mengandalkan kerja sama tim itu. Klub di Jakarta itulah yang akhirnya membuat Cyntia makin kesengsem dengan hoki air. Hingga dia bergabung dengan klub hoki di Surabaya. Cyntia memilihnya agar dia juga fokus dengan kuliahnya yang mulai memasuki semester akhir jelang kelulusan.
Nah, selama tergabung di klub Surabaya, ada kesempatan saat PB POSSI menggelar seleksi nasional. Dan tak lama berlatih, Cyntia akhirnya ikut Kejurnas di Jakarta. “Kebetulan Kejurnas itu juga jadi ajang seleksi nasional tahap satu. Setelah Kejurnas 2019, awal Mei ada friendly match di bulan Juli. Saat itu bermain di Singapura dan masuk seleksi tahap dua,” beber Cyntia.
Rupanya, Cyntia semakin dipercaya PB POSSI. Apalagi selama mengikuti seleksi, mulai tes fisik dan renang hingga games, skill Cyntia dianggap mumpuni. Hingga dia resmi masuk ke timnas, dan mengikuti training camp di Juli dan Agustus. Cyntia juga ditetapkan menjadi pemain inti di nomor 6 x 6 dengan posisi sebagai forward alias pemain depan. Tim inilah yang digadang untuk SEA Games di Jakarta.
Sayang, saat di akhir training camp, Cyntia mengalami cedera. “Kaki saya yang cedera karena ada body contact. Tapi pelatih tetap mempercayai saya dan tetap memberikan semangat. Hingga akhirnya timnas bisa bermain hingga babak perebutan juara ketiga untuk medali perunggu,” beber Cyntia.
Indonesia yang saat itu menghadapi timnas Malaysia, berhasil menang 5-1.
Setelah SEA Games, cedera Cyntia makin parah. “Bahkan sampai gak bisa jalan dan sampai operasi di bulan Februari 2020,” beber Cyntia.
Hingga ada pandemi korona. Semua aktivitas olahraga dan kejuaraan di dunia, berhenti sejenak.
Seiring berjalannya waktu, pandemi mulai berkurang. Agenda-agenda besar olahraga mulai ada lagi di tahun 2022. Di tahun ini pula Cyntia mulai menata lagi. Dia pun masih sering berlatih, karena ada rencana kompetisi tingkat nasional yang bakal digelar PB POSSI. Kejurnas ini juga sekaligus seleksi untuk timnas, termasuk tim underwater hockey.
Kini di usianya yang masih terbilang usia emas, Cyntia berharap bisa masuk ke timnas kembali. Dia merasa di olahraga inilah banyak yang mendukungnya. Termasuk Suhaimi, ayahnya yang disebut-sebut pria ulet dan tak pernah berhenti beraktivitas.
“Papa (Suhaimi, Red) gigih dan sabar dalam berjuang, ulet dan disiplin dalam hal apapun. Kalau di rumah, ada aja yang dilakukan. Dari Latihan tambahan sampai pekerjaan rumah,” beber Cyntia. (tom/mie)
Sumber: radarbromo.jawapos.com