Menerapkan Model Usaha dan Investasi yang Lebih Peduli samueldim January 18, 2022

Menerapkan Model Usaha dan Investasi yang Lebih Peduli

Sabtu, 18 Desember 2021 diadakan Webinar Nasional bertajuk “Membangun Strategi Investasi Berbasis Environment, Social, and Governance (ESG)”. Webinar diselenggarakan oleh Ruang Seminar bersama dengan Universitas Negeri Jember (UNJ), Universitas Surabaya (Ubaya), dan kolaborator lainnya. Tujuannya adalah meningkatkan kesadaran masyarakat dan investor akan model bisnis berdasarkan ESG. Diikuti oleh ratusan partisipan, webinar diadakan melalui Zoom dan siaran langsung pada kanal YouTube Ruang Seminar.

Materi pada webinar dibawakan oleh Dr. Felizia Arni Rudiawarni, S.E., M. Ak, CFP Cert DA selaku Dosen Fakultas Bisnis dan Ekonomika Universitas Surabaya (FBE Ubaya), Dr. H. Sandiaga Salahudin Uno, B.A., M.B.A, selaku Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia, Ir. H. Kamrussamad, S.T., M.Si, selaku Anggota Komisi XI Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI), dan Dimas Akbar Prakoso selaku Founder Komunitas Ruang Sandi.

“Akhir-akhir ini, bisnis semakin sadar akan tanggung jawab etis mereka untuk masyarakat dan lingkungan,” ucap Felizia membuka materi “ESG Investing: Fakta dan Riset”. Hal ini membuat perusahaan tidak dapat hanya berorientasi ke profit saja. “Perusahaan harus lebih memperhatikan aspek ESG, yaitu environment,social, and governance,” ujar Felizia. Menurutnya, environment atau lingkungan terkait dengan dampak kinerja perusahaan terhadap lingkungan serta melakukan risk management untuk mengurangi pencemaran. “Sementara social terkait dengan bagaimana hubungan perusahaan dengan supplier, karyawan, pelanggan, dan masyarakat tempatnya beroperasi,” sebut Felizia. Sedangkan, governance terkait dengan tata kelola perusahaan, seperti kontrol internal, hak-hak pemegang saham, dan transparansi. “Dengan mengikuti prinsip-prinsip tersebut, perusahaan akan lebih bertanggung jawab,” tuturnya.

Felizia turut menyampaikan bahwa prinsip ESG tersebut harus didukung oleh masyarakat luas agar dapat membuat perubahan signifikan. “Salah satu cara kita untuk mendukung bisnis yang lebih peduli dan bertanggung jawab yaitu dengan investasi berbasis ESG pula,” lanjut Felizia. Dengan dasar ESG, maka investasi yang dilakukan tidak hanya berdasarkan keuangan perusahaan. “Investasi yang dilakukan harus memperhatikan faktor lingkungan, sosial, dan tata kelola perusahaan,” sebutnya. “Banyak pula negara yang mengalihkan portofolio investasinya ke arah lebih sustainable dengan ESG, terutama Thailand dengan tanggapan paling positif,” jelas Felizia.

Bisnis serta investasi yang sesuai dengan model ESG pun sudah mulai diterapkan di Indonesia. “Awalnya dimulai dengan peraturan kewajiban memberikan sustainability report yang dibuat oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sehingga perusahaan lebih memperhatikan lingkungan, tata kelola, dan sosialnya,” ucap Felizia. Pemerintah juga memberikan insentif bagi perusahaan yang menerapkan ESG dalam bisnis. “Hal ini berarti lebih baik bagi sebuah perusahaan untuk lebih aware dengan isu-isu yang diangkat pada ESG,” jelasnya. Felizia juga menuturkan bahwa indeks sustainability telah dikembangkan oleh Bursa Efek Indonesia. “Kedua indeks tersebut adalah SRI-KEHATI dan ESG Leaders yang dibuat dengan tujuan berbeda,” ujarnya. Indeks SRI-KEHATI mengukur kinerja harga saham dari 25 perusahaan yang dinilai positif dalam memperhatikan isu-isu lingkungan hidup dan keanekaragaman hayati. “Sedangkan Indeks ESG Leaders mengukur kinerja harga saham dengan penilaian ESG dan tidak terlibat kontroversi,” sebut Felizia.

Setelah sesi materi, peserta diberikan kesempatan untuk bertanya, salah satunya yaitu Ika Widowati. “Menurut Anda, mengapa Thailand menjadi negara paling positif untuk investasi sustainable?” tanya Ika. Felizia menjelaskan bahwa Thailand memiliki investor yang sadar akan isu-isu lingkungan dan sosial. “Selain itu, Thailand termasuk negara yang bergantung pada industri pariwisata. Menurutnya, hal tersebut menyadarkan investor di Thailand untuk lebih mendukung model bisnis yang aware akan ESG. “Oleh karena itu, mulai banyak investor Thailand yang mengalihkan investasinya agar lebih sesuai dengan ESG,” tutup Felizia. (RE3, et)