Kenali Prosedur Ekspor yang Benar untuk Mempermudah Prosesnya samueldim December 30, 2021

Kenali Prosedur Ekspor yang Benar untuk Mempermudah Prosesnya

Program Studi Bahasa Inggris Bisnis Politeknik Universitas Surabaya (Ubaya) mengadakan webinar pada Sabtu, 4 Desember 2021. Membawakan tema “Persiapan Export dengan Mudah”, webinar ini mengundang Abu Bakar Rieswanda selaku praktisi Export dan Import (EXIM) dan Iko Sukma Handrianto yang juga pelaku EXIM serta founder dari UKM-Mendunia. Webinar ini bertujuan mengenali prosedur yang perlu dilakukan sebelum melakukan kegiatan ekspor.

Abu membuka materinya dengan pernyataan bahwa kegiatan ekspor sebenarnya mudah. “Kendala yang paling umum terjadi di lapangan adalah rasa takut seorang eksportir,” ujar Abu. Menurutnya, rasa takut tersebut muncul karena seorang eksportir tidak mengetahui prosedur yang baik dan benar mengenai kegiatan ekspor. Abu mengungkapkan bahwa kejelian para eksportir dalam menentukan jalur dan kapasitas ekspor adalah hal yang sangat diperlukan.

Adapun beberapa hal perlu diperhatikan dalam kegiatan ekspor, yakni menerima surat kredit dari bank negara eksportir sebagai keamanan transaksi jual-beli serta membuat dokumen berisikan packing list invoice untuk keperluan pajak dan audit. “Kita harus jelas saat membuat dokumen ini, jika mengekspor arang jangan menerangkan wood product,” tegas Abu. Abu menuturkan bahwa pemesanan ruangan kapal pada maskapai pelayaran untuk proses pengiriman produk ekspor juga perlu diperhitungkan, karena biayanya yang cukup besar. “Setelah mendapatkan ruangan untuk mengirimkan produk, kita harus membuat bill of lading yang berisikan Mark Number, Quantity Kind of Packages, dan Description of Goods mengenai produk dan container,” papar Abu.

Melanjutkan sesi diskusi, Iko mengorientasikan materinya dalam mendorong pelaku UKM untuk melakukan kegiatan ekspor. Namun sebelum itu, Iko memperkenalkan terlebih dahulu lembaga yang dibangunnya, yaitu UKM-Mendunia. Iko menjelaskan bahwa UKM-Mendunia adalah sebuah yayasan yang bergerak dalam pengembangan masyarakat di bidang pendidikan, sosial, ekonomi kerakyatan berbasis digital teknologi, dan logistik global. “Misi besar yang ingin dicapai oleh UKM-Mendunia adalah mencetak UKM menjadi exporter,” papar Iko. Guna mencapainya, UKM-Mendunia melakukan kerja sama dengan berbagai lembaga, seperti Angkasa Pura, Bank Jatim, Kantor Bea Cukai dari berbagai daerah, dan lain-lain. “UKM-Mendunia melihat potensi Indonesia untuk mendorong UKM exporter sangat besar,” ujar Iko. Potensi tersebut adalah letak geografis dan luas wilayah, jumlah populasi penduduk, keberagaman budaya, hasil alam yang melimpah, serta banyaknya infrastruktur berstandar internasional.

Selain itu, Iko turut memaparkan bahwa pelaku UKM harus berkembang dengan memanfaatkan teknologi digital, mengingat penduduk Indonesia saat ini sudah sangat terbuka dengan hal tersebut. Terbukti dengan hasil survei jumlah pengguna Facebook terbesar adalah Amerika, India, Brasil, kemudian Indonesia. Dengan memanfaatkan Facebook untuk melakukan kegiatan jual-beli, kita akan dimudahkan dengan fitur MarketPlace. Selain itu, pembayaran secara daring juga mulai umum dilakukan, sehingga Iko mendorong para pelaku UKM untuk memperkuat kegiatan jual-beli sampai luar negeri. “Duniakan produk-produk Indonesia dengan menjadi UKM eksportir!” ajak Iko.

Materi yang dibawakan banyak menarik perhatian peserta. Salah satu peserta dari kalangan umum, Andro Tunggal, bertanya mengenai, “Apa yang harus dilakukan ketika produk ekspor ditolak oleh importir karena tidak memiliki surat bebas Covid-19, padahal sudah memenuhi syarat di surat kredit?” Menjawab pertanyaan tersebut, Abu mengatakan bahwa tiap negara memiliki regulasi yang berbeda. Pada kasus ini yaitu negara China, mereka memiliki regulasi yang ketat sehingga kegiatan ekspor harus dibatalkan. “Kebetulan kasus semacam ini pernah saya alami dan barang ekspor kami harus menunggu sampai satu bulan baru bisa kembali ke Indonesia,” cerita Abu. (RE4,dhi)