Membangun Relevansi Dunia Kerja Bersama PT. Yakult samueldim November 25, 2021

Membangun Relevansi Dunia Kerja Bersama PT. Yakult

Kamis, 11 November 2021 Fakultas Teknik Industri Universitas Surabaya (Ubaya) mengadakan studi ekskursi untuk mahasiswa dengan judul “Explore in New Digital and Virtual Era of Industrial”. Pada studi ekskursi kali ini, Teknik Industri Ubaya berkolaborasi dengan Perseroan Terbatas (PT) Yakult Indonesia Persada. Tujuan dari acara ini yaitu agar para mahasiswa dapat membangun relevansi antara pembelajaran di kampus dengan keadaan dunia kerja. Pemaparan materi akan disampaikan oleh perwakilan dari PT. Yakult Indonesia yang berada di Mojokerto yaitu Palmira dan Reza. Palmira akan menjelaskan mengenai profil perusahaan Yakult sedangkan Reza akan membahas tentang bahan baku pada saat produksi.

Sebagai pembuka awal diskusi, Palmira menceritakan secara singkat tentang sejarah dari Yakult. “Pada tahun 1935, Yakult pertama kali dibuat di Jepang dan mulai dipasarkan disana,” ucapnya. Hingga saat ini, Yakult sudah tersebar luas di 40 negara di dunia dan diminum oleh lebih dari 40 juta orang setiap harinya. Sementara itu di Indonesia, Yakult pertama kali beroperasi pada bulan Januari 1991.

Palmira menyarankan cara penyimpanan dari Yakult. Menurutnya, Yakult lebih disarankan untuk disimpan di dalam ruangan pendingin dengan suhu sekitar 0-10 derajat celcius dan terhindar dari sinar matahari secara langsung. Palmira mengatakan bahwa “Yakult tidak menggunakan bahan pengawet atau pewarna sehingga masa kadaluarsanya singkat hanya 40 hari.” Kemudian Palmira menjelaskan mengenai sistem distribusi dari PT. Yakult. Menurutnya, pengantaran Yakult kepada pelanggan terbagi menjadi dua jenis yaitu Yakult lady dan direct sales. “Yakult lady mempunyai tugas untukmengantarkan produk langsung ke tangan konsumen. Sedangkan untuk direct sales, bertugas mengantarkan Yakult ke toko atau swalayan menggunakan kendaraan khusus,” ujar Palmira.

Pemaparan materi oleh Palmira menarik peserta untuk bertanya, salah satunya Robby Chandra Kosasih. “Apakah PT. Yakult menggunakan tenaga kerja manusia atau full mesin?” tanyanya. Palmira menjawab dengan mengatakan bahwa PT. Yakult sudah menggunakan tenaga mesin. “Secara keseluruhan, kami sudah menggunakan tenaga mesin. Namun untuk mengoperasikan mesin tersebut, kami memerlukan tenaga manusia juga,” jelas Palmira.(RE7,et)